Senin 30 Jan 2017 14:31 WIB

Pelindo II: Lebih Efisien Jika Semua Transhipment di Tanjung Priok

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Kegiatan bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kegiatan bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, ketika semua transhipment berada di Tanjung Priok, maka proses logistik jauh lebih cepat dan efisien. Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan pehitungan atas hal tersebut.

Elvyn menjelaskan, Hub Internasional memiliki arti pelabuhan tersebut menjadi pusat konsolidasi Kargo. Ia mengatakan saat ini secara fisik, Pelabuhan Tanjung Priok jauh lebih siap dibandingkan Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Bitung. 

Tak hanya kapal kapal besar yang bisa langsung masuk, secara jarak dengan adanya Hub Internasional di Tanjung Priok juga mampu bersaing dengan Singapura. "Akan terjadi kargo konsolidasi, kapal besar bisa masuk, biaya logistik bisa murah, dan secara national interest kita bisa berkompetisi dengan Singapura. Sehingga barang-barang dari daerah nggak perlu ke Singapura kalau mau pergi ke Osaka, Taiwan. Tapi dikonsolidasikan dulu di Tanjung Priok. Yang berikutnya, dengan cara ini mengakibatkan rute pelayaran itu menjadi lebih efisien, lebih efektif. Khususnya untuk daerah di Pulau Jawa dan Sumatra," ujar Elvyn di Kantor Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Jkaarta, Senin (30/1).

Elvyn mengatakan, atas perubahan Hub Internasional tersebut, Tanjung Priok bukan berniat untuk mengambil alih. Ia menghargai keputusan pemerintah yang menyandangkan status Hub Internasional pada Pelabuhan Tanjung Priok yang hanya sementara sampai Pelabuhan Kuala Tanjung siap.

"Kuala Tanjung dan Belitung itu hakikatnya tetap sebagai hub. Tapi implementasinya, Kuala Tanjung kan masih dibangun. Sementara masih belum selesai, Tanjung Priok ini bisa diperankan sebagai hub saat ini. Karena memiliki kapasitas, kedalaman, peralatan, dan juga hubungan dengan para pemilik barang dan shipping line," papar Elvyn.

Secara biaya logistik, menurut Elvyn, ketika transhipment berada di Tanjung Priok, maka hal tersebut juga lebih murah. Ia mengatakan penghematan ketika kapal melakukan transhipment di Tanjung Priok akan mencapai Rp 1,5 juta per kontainer.

"Tentu bervariasi di tiap daerah. Palembang kalau mau ke Jepang via Singapura itu bisa lebih mahal ketimbang via Tanjung Priok. Penghematannya sekitar Rp 1,5 juta. Daerah lain juga bervariasi. Berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per kontainer," ujar Elvyn.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement