Senin 23 Jan 2017 00:01 WIB

Jabar Potensi Kedaulatan Pangan Nasional

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah buruh petani tengah menanam benih padi disawahnya, Jalan Rancasagatan, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (21/12).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah buruh petani tengah menanam benih padi disawahnya, Jalan Rancasagatan, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Lahan yang luas ini menjadi potensi besar bagi kedaulatan pangan nasional. 

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat rapat koordinasi pangan Upsus Padi, Jagung, dan Kedelai Tahun 2017 Provinsi Jabar bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kantor Bupati Bandung akhir pekan lalu. Deddy mengatakan, luas baku lahan pertanian di Jawa Barat mencapai 2.768.414 hektare yang terdiri atas sawah seluas 929.094 hektare dan pertanian bukan sawah 1.839.320 hektare. 

Dari luas tersebut, kata Deddy, Jawa Barat menjadi salah satu penyokong penyaluran pangan ke berbagai daerah. Hal ini diklaimnya menjadi potensi besar kedaulatan pangan secara nasional.

Per tahun, Jawa Barat memproduksi padi hingga 12.149.513 ton gabah kering giling (GKG). Sementara, produksi jagung 1.534.612 ton.

"Dengan jumlah tersebut padi, berkontribusi 15,35 persen dan jagung 6,62 persen terhadap pangan nasional. Sementara, produksi kedelai mencapai 91.988 ton biji kering, atau berkontribusi 7,11 persen terhadap nasional," katanya.

Melihat besarnya kontribusi hasil produksi beberapa komoditas, Deddy yakin ke depan Jawa Barat dapat melakukan swasembada pangan. Serta, mendorong terciptanya kedaulatan pangan nasional.

Kementerian Pertanian (Kementan) menganggarkan dana untuk pertanian Jabar hingga Rp 2,5 triliun. "Khusus Jabar, anggaran 2014 hanya Rp 1,4 triliun, sekarang Rp 2,5 triliun," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Kementan juga menambah target tanam pada periode Oktober 2016-Maret 2017 menjadi 1.552.041 hektare. Penambahan luas tanam ini lebih tinggi 368.676 hektare dari target di periode sebelumnya yakni 1.183.365 hektare.

Untuk meningkatkan luas tanam, beberapa terobosan dilakukan seperti mendistribusikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor dan rice transplanter kepada setiap kelompok tani, perbaikan jalur irigasi, penyediaan teknologi citra Lansat, dan penerapan teknologi jarwo super. Alokasi bantuan alsintan di Jabar 2016 yakni traktor roda dua sebanyak 2.131 unit, traktor roda empat sebanyak 95 unit, pompa air 1.759 unit, alat tanam 194 unit dan handsprayer 6.428 unit.

Tak hanya itu, skema asuransi pertanian yang telah digulirkan Kementerian Pertanian lewat PT Jasa Asuransi Indonesia akan terus mendampingi usaha tani di Jawa Barat. Cukup dengan membayar Rp 36 ribu dengan subsidi dari pemerintah sebesar Rp 144 ribu, maka bila petani menemui kegagalan panen, akibat musibah, ganguan cuaca, ataupun bencana alam, seperti banjir atau lainnya, maka petani dapat mengklaim asuransinya sebesar Rp 6 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement