Jumat 20 Jan 2017 13:12 WIB

Berbisnis Jam Tangan Unik dari Limbah Kayu

Jam tangan dari limbah kayu, JK Watch, buatan Kulon Progo.
Jam tangan dari limbah kayu, JK Watch, buatan Kulon Progo.

REPUBLIKA.CO.ID, Dua bersaudara Iyos Pramana dan Furqon Aziz berhasil mendaur ulang limbah kayu menjadi jam tangan mewah dan unik. Kreasi jam tangan dari limbah kayu ini berawal dari kecintaan mereka pada jam tangan.

"Kami memilih kayu karena kami akrab dengan kayu sejak kecil, kami anak tukang kayu," kata Iyos Pramana (27) di Yogyakarta, Kamis (19/1).

Iyos bersama sang adik yang baru saja merampungkan pendidikan SMA-nya tergelitik memanfaatkan limbah meubel dari usaha ayahnya. Potongan kayu-kayu furnitur diasah dan diserutnya menjadi rangka jam tangan yang unik, sehingga terciptalah brand yang mulai terangkat namanya kini JK Watch.

Terlebih di daerah tempatnya tinggal yakni di Kulon Progo, limbah kayu bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicari. Maka keduanya pun bertekad semakin serius memproduksi jam tangan unik dari kayu yang dibuat seluruhnya secara "hand made" dan eksklusif sesuai pesanan.

"Saking seriusnya kami sampai pinjam uang Rp 5 juta ke bank untuk modal," kata Furqon yang tahun ini genap berusia 19 tahun.

Setelah mendapatkan endorsement dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam sebuah pameran UKM, Iyos dan Furqon pun tak ragu membranding jam tangan buatannya dengan nama JK Watch yang juga bisa berarti Jam Kayu atau Jam asli Kulon Progo.

"Saat awal sampai beberapa bulan kami produksi sama sekali tidak laku, tapi kami tidak menyerah kami terus promosi terutama di media sosial," katanya.

Kerja keras keduanya membuahkan hasil, ketika sedikit demi sedikit JK Watch mulai menunjukkan prospek cerahnya terlebih setelah beberapa kali mengikuti pameran UKM di sejumlah kota. Usaha yang genap berusia setahun saat tahun baru 2017 itu kini mulai kebanjiran pesanan meski produksinya belum bisa secara massal atau paling banyak 20 jam perbulan.

"Sebab untuk membuat satu jam kami perlu waktu dua hari," kata Furqon.

Jam yang dihasilkannya kini sudah semakin dikenal dan diminati bahkan menjadi souvenir khas yang dipesan beberapa instansi termasuk Kementerian Koperasi dan UKM. Rata-rata harga jam buatan dua bersaudara itu dijual berkisar Rp 600 ribu-Rp 850 ribu perbuah dengan garansi mesin ganti baru dan kerusakan dalam dua tahun.

Selain jam tangan, dua kakak adik itu pun memproduksi kaca mata kayu untuk melengkapi koleksi konsumen pencinta kayunya. Ke depan keduanya bertekad semakin serius menggeluti bisnis jam kayu yang unik tersebut.

"April tahun ini kami akan melaunching seri jam premium dengan mesin buatan Swiss dan bahan kayu terbaik," kata Iyos.

Semangat keduanya pun didukung penuh oleh keluarga bahkan kini ayahnya yang dulu berbisnis meubel berbalik membantu usaha kedua anaknya. "Dulu kami bantu bapak, sekarang terbalik bapak bantu kami," kata Iyos.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement