REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mengirimkan tim untuk membuktikan kebenaran hasil riset Institute of Critical Zoologists (ICZ) yang menemukan 350 spesies baru di Pulau Pejantan, Kecamatan Tambelan, Kepulauan Riau. Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood mengaku telah berdiskusi dengan KLHK untuk membuktikan kebenaran hasil riset tersebut.
Hardi menjelaskan, pada pertemuan di Batam, Selasa (17/1) malam bersama Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi KLHK, hasilnya adalah tim litbang kementerian tersebut akan ke Pulau Pejantan untuk mengonformasi hasil riset ICZ yang dimuat institut tersebut di web www.criticalzooloist.org. "Ternyata Pulau Pejantan sudah terkenal secara internasional. Berdasarkan web ICZ ada dua hal di Pejantan yang menjadi pembahasan yaitu 'black geyser' dan hewan yang hanya ada di Pulau Pejantan," ujar Hardi.
Menurut dia, jika hasil penelitian dari Litbang KLHK menguatkan temuan ICZ, maka Pejantan dapat menjadi taman suaka marga satwa, dan menjadi tempat belajar keilmuan berskala internasional. Di tambah lagi, sejumlah masyarakat Tambelan mengatakan Pulau Pejantan memiliki sejarah yang luar biasa karena terdapat rel kereta.
"Itu kan aneh. Jadi, sebenarnya apa yang terjadi di Pejantan harus diungkapkan," katanya.
Selain itu, Hardi mengatakan bahwa Pejantan ternyata berpotensi menjadi tempat wisata secara internasional yang hanya diketahui pihak luar. Terbukti yachter pernah singgah di pulau tersebut. "Berarti Pejantan itu luar biasa, hal ini menjadi tantangan bagi kami untuk mengembangkan Pejantan dan Kepri," ujarnya.
Hardi menceritakan bahwa sebelum terjadi pembicaraan antara dirinya, masyarakat Tambelan dan Litbang KLHK di Batam ia menghubungi Menteri LHK Siti Nurbaya. Hal tersebut dilakukannya setelah mendapat informasi dari warga Tambelan, Robby Patria yang menemukan publikasi ICZ di internet tentang hasil penelitian di Pulau Pejantan.
"Saya langsung menghubungi menteri, dan mengatakan ada tumbuhan yang diteliti oleh pihak dari Jepang. Kami sendiri juga tidak tahu ICZ (Jepang) melakukan penelitian di Pejantan, termasuk Bu Menteri," ujarnya.
Menteri, katanya, langsung menanggapi dan akan mengirimkan tim k Pulau Pejantan. Di sisi lain, ia mengaku bahwa kementerian terkait juga akan memeriksa kelengkapan izin riset ICZ di Pulau Pejantan.
"Artinya jika tidak ada izin, maka kementerian bisa komplain kepada ICZ," kata dia.