Kamis 19 Jan 2017 08:08 WIB

Trump Ancam Berlakukan Tarif Impor untuk Mobil Jerman

Presiden AS terpilih, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS terpilih, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengancam memberlakukan tarif impor 35 persen untuk mobil-mobil buatan perusahaan Jerman. Rencana itu memicu balasan kecaman keras dari Berlin dan memukul jatuh saham otomotif Jerman.

Dalam wawancara dengan surat kabar Bild, yang disiarkan pada Senin, Trump mengecam perusahaan kendaraan Jerman, seperti, BMW, Daimler, dan Volkswagen (VW), karena tidak membuka pabrik di Amerika Serikat. "Jika Anda ingin membuat mobil terbaik di dunia, saya hanya bisa mendoakan. Anda bisa memasarkan mobil di Amerika Serikat, tapi setiap mobil akan dikenakan pajak 35 persen," kata Trump.

"Jika BMW membuka pabrik di Meksiko dengan rencana penjualan ke Amerika Serikat, maka siaplah membayar pajak 35 persen. Tanpa itu, lupakan saja mimpi Anda," kata Trump. Beberapa saat setelah "Bild" menyiarkan wawancara itu, saham BMW anjlok 2,2 persen, demikian pula dengan Daimler dan VW.

Di bawah tekanan memenuhi janjinya selama kampanye untuk membangkitkan kembali sektor industri dalam negeri, Trump menyasar perusahaan otomotif yang selama ini membuka pabrik di Meksiko yang berbiaya rendah untuk memenuhi permintaan pasar Amerika Serikat.

Trump juga mengancam Toyota asal Jepang jika perusahaan itu membuka pabrik Corolla di Meksiko untuk menjual produknya di Amerika Serikat. Ketiga perusahaan otomotif Jerman itu sudah menanam modal besar di Meksiko. Meski demikian, mereka pada Senin juga berencana untuk memproduksi mobil di Amerika Serikat.

Direktur BMW, Peter Schwarzenbauer, mengatakan bahwa pihaknya akan tetap meneruskan rencana investasi sekitar 1 miliar dolar AS untuk membuka pabrik baru di Meksiko yang akan memulai produksi pada 2019 dan menciptakan sedikitnya 1.500 lapangan pekerjaan.

"Kewenangan presiden memang besar. Dia bisa memberlakukan tarif 35 persen selama 150 hari. Dalam hal ini dia tidak harus meminta izin Kongres," kata Simon Evenett, profesor perdagangan internasonal dari University of St Gallen di Swiss.

Baca juga: Trump Minta Produsen Mobil Buat Pabrik di AS

Sementara itu, perhimpunan otomotif Jerman, VDA, membantah tudingan Trump bahwa mereka hanya memasarkan produk di Amerika Serikat tanpa berkontribusi pada pembukaan lapangan kerja. VDA menyebut data peningkatan produksi empat kali lipat untuk kendaraan ringan dalam tujuh tahun terakhir menjadi sekitar 850 ribu unit.

"Dalam jangka panjang, Amerika Serikat akan membunuh diri sendiri jika memperlakukan tarif ataupun hambatan perdagangan lain," kata presiden VDA Matthias Wissmann. Perusahaan otomotif Jerman secara keseluruhan mempekerjaan 33 ribu orang di Amerika Serikat, sementara supliernya 77 ribu orang, kata VDA.

Daimler, pembuat Mercedes-Benz, dan BMW mempunyai sejumlah pabrik besar di Amerika Serikat. Di negara itu, mereka membuat mobil jenis SUV untuk diekspor ke Asia dan Eropa.

BMW membuat model X4, X4, X5, dan X6 di Amerika Serikat. Sekitar 65 persen dari mobil-mobil yang diproduksi di Sauth Carolina itu diekspor ke luar negeri. "Saya terkejut, Trump justru menyasar perusahaan mobil pengekspor mobil terbanyak dari Amerika Serikat," kata pengulas dari Evercore ISI, demikian Reuters melaporkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement