Kamis 19 Jan 2017 01:58 WIB

Tren Transaksi Digital Meningkat, BCA Tetap Pertahankan Kantor Cabang

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Bank BCA
Foto: Republika/Wihdan
Bank BCA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia (BCA) menyatakan, meski tren digital banking berkembang, namun perusahaan tetap mempertahankan seluruh kantor cabangnya. Hal itu demi melayani nasabah terkait Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), deposito, dan lainnya.

Menurut Wakil Presiden Direktur BCA Armand W Hartono, jika tak ada kantor cabang nasabah akan kurang percaya. "Enggak ada konsep mentang-mentang sudah digital terus kantor fisik hilang. Tetap harus ada," tegasnya, saat ditanya di Jakarta, Rabu, (18/1).

Ia mencontohkan, perusahaan Apple tak akan berkembang tanpa adanya Apple store. Maka, keberadaan kantor cabang dinilai channel penting untuk mengedukasi nasabah.

Sedangkan untuk anggaran investasi pada digital banking, Armand mengaku tak memisahkan anggaran khusus. "Anggaran ya untuk bekerja dengan optimal membantu masyarakat. Jadi kami enggak pisah-pisah lagi," tambahnya.

BCA mencatat per Desember 2016, transaksi melalui mobile banking sebanyak 65 juta dengan nilai Rp 60 triliun. Lalu transaksi internet banking menembus 129 juta, bernilai Rp 77 triliun.

Frekuensi transaksi di ATM masih paling banyak yakni mencapai 153 juta dengan nilai Rp 170 triliun per Desember 2016. " Jumlah transaksi digital banking sendiri sekitar 15 sampai 17 juta per hari. Biasanya mereka menggunakan mobile phone atau internet," tutur Armand.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement