REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan Indonesia harus melihat perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari. Pada tanggal itu, Presiden terpilih Donald Trump berencana mengumumkan kebijakan ekonominya.
"Itu nantinya bisa memberikan kejelasan pada dampaknya ke kita nanti, dan ke negara-negara di dunia," ujar Agus kepada wartawan, di Jakarta, Senin, (16/1). Ia menambahkan, AS pun berencana menaikkan Fed Fund Rate, sehingga perlu diperhatikan.
Menurutnya, bila AS lebih protektif atau menutup diri, maka akan berdampak terhadap perdagangan Indonesia. Hal ini karena, Indonesia mempunyai ekspor cukup besar ke AS. "Hal-hal seperti ini perlu kita waspadai pada 20 Januari," tegas Agus.
Ia menambahkan, secara umum perekonomian AS memang membaik pada 2016. Meski begitu, Pengamat Ekonomi A Tony Prasetiantono menghimbau agar Bank Indonesia (BI) tidak terburu-buru mengubah kebijakan. "Kita lihat dulu apa yang terjadi ke depan. Saya sendiri termasuk yang tidak percaya bahwa Trump akan begitu ekstrim mengubah policy AS, jadi tunggu dulu," ujarnya kepada Republika, di Jakarta, Senin, (16/1).
Tony menambahkan, sementara menunggu, BI akan menahan suku bunga yang sekarang, sebab jika tiba-tiba diturunkan, pasar akan berpendapat bunga AS naik sesuai rencana. Hanya saja menurutnya, bila AS menaikkan suku bunga, dampaknya dolar bakal terlalu kuat.
"Kalau terlalu kuat, nantinya mengganggu perdagangan AS. Nah ini tidak sesuai dengan visi Trump yang ingin menurunkan defisit. Maka wait and see," jelasnya.