Ahad 15 Jan 2017 16:05 WIB

Aher Nilai Jabar Berpeluang Kembangkan Ekonomi Syariah

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nur Aini
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menilai Jawa Barat perlu memanfaatkan peluang untuk mengembangkan ekonomi berbasis syariah atau Islam untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Hal ini karena dia menilai potensi terbilang besar melihat jumlah penduduk lebih dari 46 juta jiwa dengan mayoritas beragama Islam.

“Islam menjadi keyakinan mayoritas masyarakat Jawa Barat, Islam mewarnai segala bentuk kegiatan masyarakat termasuk kegiatan perekonomian. Jadi kalau ekonomi Islam di Jawa barat ya ekonomi masyarakat Jawa Barat,” kata Heryawan dalam pengajian bersama ASN Pemprov Jawa Barat dan jamaah Pondok Pesantren Daarut Tauhid di Masjid Pusdai, Jl Diponegoro Kota Bandung, Ahad (15/1).

Menurutnya, ekonomi syariah dapat menjadi langkah penting meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasiskan Islam.  Aher menilai penting untuk menumbuhkan semangat berekonomi bagi masyarakat Jabar. Sehingga masyarakat menjadi mandiri dalam segala bentuk perekonomian, termasuk dalam pengolahan hasil sumber daya alam.

Gubernur menjelaskan seluruh bentuk pengolahan SDA harus diproses daerah sendiri. Proses produksi yang dilakukan di dalam negeri, mulai dari barang mentah (hulu), kemudian diolah hingga menjadi barang jadi (hilir) akan memiliki nilai ekonomi atau nilai tambah. Dengan demikian hal ini akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat.

Praktisi keuangan dan perbankan syariah KH Muhammad Syafii Antonio menjelaskan mengenai kebangkitan umat Islam melalui bidang perekonomian. Dia mengatakan bahwa tidak mungkin Islam akan tegak apabila kekuatan ekonominya tidak berdiri tegak. Hal lainnya yang Antonia tekankan yaitu mengenai ajakannya dalam mengkonsumsi produk lokal Indonesia.

“Sisi penguasaan ekonomi adalah jihad juga kepada Allah. Step by step harus kita lakukan. Tidak mungkin kita mengorbankan jiwa itu sulit, tapi kalau kita memberikan bantuan secara ekonomi, misal kirim makanan atau bantuan ke Palestina. Lalu, tidak mungkin kita menyelenggarakan jihad tanpa adanya pendanaan,” kata Antonio.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement