REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Prijono mengatakan, uang rupiah tahun emisi 2016 yang baru telah beredar di NTB sejak 11 Januari lalu.
"Sudah ada Rp 8,3 miliar (uang baru) dari 11 Januari," ujarnya di Kantor BI NTB, Jalan Pemanggil, Mataram, Jumat (13/1).
Ia merinci, uang pecahan terbanyak berasal dari pecahan senilai Rp 50 ribu sebanyak Rp 4,975 miliar, Rp 100 ribu sebesar Rp 1,37 miliar, dan Rp 10 ribu dengan Rp 1,13 miliar, serta lainnya. Dia melanjutkan, angka tersebut masih relatif sedikit lantaran, jumlah uang rupiah baru 2016 masih belum dicetak dalam jumlah banyak yang disesuaikan dengan kapasitas cetak oleh Perum Peruri.
BI NTB, ia katakan, terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat NTB dengan kehadiran uang baru tersebut. Terlebih dengan adanya polemik mengenai simbol terlarang yang ada pada uang baru tersebut.
Prijono menegaskan, isu tersebut tidak benar. Menurutnya, hal itu merupakan rectoversi yang merupakan teknologi untuk meningkatkan kualitas uang.
Ia menambahkan, sosialisasi terus dilancarkan BI NTB kepada MUI NTB, ormas-ormas keagamaan, pondok pesantren, hingga sekolah-sekolah.
Selain mendistribusikan uang baru melalui perbankan, BI juga melakukan penukaran uang melalui kas keliling yang dilakukan di beberapa titik di wilayah NTB, terutama di luar Mataram. "Kalau di Mataram lebih mudah akses ke perbankan, nah kas keliling untuk jangkau masyarakat di kabupaten," katanya menegaskan.