REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (12/1) dibuka menguat tajam hingga menembus Rp 13.263 per dolar AS. Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, secara tren dimungkinkan laju rupiah untuk dapat bergerak menguat, seiring masih adanya sentimen dari dalam negeri yang dijadikan sentimen positif.
"Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada support 13.338 dan resisten 13.260," ujar Reza, Kamis (12/1).
Namun demikian, kata Reza, tetap waspadai dan cermati berbagai sentimen yang dapat mengubah pergerakan rupiah. Apalagi pergerakan dolar AS mulai bergerak menguat terhadap sejumlah mata uang lainnya seiring dengan adanya pidato pertama Presiden Trump.
"Tetap cermati berbagai sentimen yang berpotensi menghambat kenaikan lanjutan dari rupiah. Hasil dan reaksi atas pidato Trump tersebut akan menentukan arah dolar AS," katanya.
Penguatan rupiah terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS pada Rabu (11/1). Di perdagangan valas Asia sempat menguat 0,2 persen ke level 102,18. Sementara, euro melemah 0,1 persen terhadap dolar AS di level 1,05 dolar AS.
Penguatan rupiah juga terjadi seiring dengan rilis penelitan dari Lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang memperkirakan Indonesia mampu meningkatkan ekspor hingga 3,2 persen pada 2017. Hal itu berdasarkan proyeksi pertumbuhan perekonomian global dan di tengah keyakinan pemerintah akan bertambahnya dana repatriasi dari program tax amnesty meski di periode kedua belum melampaui target. Tetapi, tidak lama kemudian laju rupiah kembali melemah.