Rabu 11 Jan 2017 03:47 WIB

Indonesia Perlu Bangun Gudang Besar Berpendingin Seperti di Dubai

Rep: Santi Sopia/ Red: Nidia Zuraya
Pasar tradisional
Foto: Musiron
Pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Ecky Awal Mucharam menilai perlu ada langkah komprehensif dan tepat untuk mengatasi masalah melambungnya harga pangan. Menurutnya pemerintah perlu membenahi tata niaga dan manajemen pasokan komoditas hortikultura (budidaya tanaman).

Kartel-kartel pangan, menurutnya, harus dipangkas dan pemerintah harus mengelola stok komoditas secara tepat. Jika pengelolaan pasokan berjalan baik, kata Ecky, masalah ketidakseimbangan pasokan dan permintaan, terutama ketika menghadapi persoalan cuaca seperti saat ini, seharusnya tidak terjadi.

“Saya kira, pemerintah juga perlu serius menjalankan rencana untuk membangun gudang besar berpendingin (cold storage) seperti yang dimiliki Dubai untuk mengelola pangan-pangan strategis. Ketika pasokan tinggi, pasokan yang ada bisa disimpan di gudang berpendingin itu untuk selanjutnya digunakan pada saat produksi berkurang. Harusnya ini mudah jika kita serius,” jelas wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur ini.

Selanjutnya, yang mendasar menurut Ecky, adalah pengembangan teknologi produksi hortikultura yang harus ditingkatkan selain mengembangkan produk olahan turunan untuk komoditas tersebut agar lebih tahan lama. Pengembangan varietas unggul yang tahan terhadap perubahan musim telah berkembang dan seharusnya dapat dikembangkan secara masif oleh pemerintah.

Ia melihat perkembangan teknologi produksi hortikultura Indonesia masih tertinggal dari berbagai negara. Padahal dengan jumlah penduduk yang besar, kebutuhan pangan menjadi sangat strategis.

Kalau tidak ada kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan, lanjut Ecky, akan menyebabkan kerentanan pangan dan fluktuasi harga yang terus berulang dan merugikan rakyat. "Terlebih enam bulan kedepan kita memasuki Ramadhan dan Hari Raya. Kita mendesak pemerintah untuk mengambil langkah dan kebijakan yang tepat dan komprehensif tersebut,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement