Selasa 10 Jan 2017 20:20 WIB

Pasokan Cabai Rawit di Jawa Barat Aman

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bayu Hermawan
Pohon cabai rawit
Foto: Pinteres
Pohon cabai rawit

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Melonjaknya harga cabai rawit di hampir seluruh wilayah di Indonesia dikarenakan pasokannya yang berkurang akibat cuaca. Meski demikian, pasokan cabai rawit untuk Jawa Barat masih terbilang cukup untuk beberapa bulan ke depan.

"Kalau dari segi pasokan kita tidak terlalu bermasalah. Malah pasokan kita ke Jakarta dan daerah lain juga kan," kata Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Holtikultura Hendy Jatnika di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (10/1).

Hendy menyebutkan areal tanam untuk produksi hingga Maret mendatang masih mencukupi kebutuhan. Sejak Oktober 2016 lalu, petani di Jawa Barat telah menanam hingga 1800an hektar.

Pada Oktober, areal lahan cabai rawit di Jawa Barat mencapai 1.126 hektar. Sementara November dan Desember masing-masing 620 hektar dan 115 hektar. Jumlah ini dikatakannya dapat memghasilkan kebutuhan masyarakat hingga Maret. Hendy memprediksi panen Januari mencapai 12.515 ton,  Februari 803 ton serta Maret 12.393 ton.

"Melihat pola konsumsi cabai masyarakat Jawa Barat Perkapita pertahun 101,26 kilogram. Dikali jumlah penduduk Jawa Barat yang mencapai 46 juta maka jumlah itu akan masih menutupi," ujarnya.

Melihat produksi pada tahun 2016, ia menyebut memang ada penurunan. Selama 2016 tercatat produksi cabai rawit mencapai 108.895 ton dari 7648 hektar areal lahan. Sementara pada 2015 memcapai 112.634 ton daei 10.131 hektar lahan di seluruh Jawa Barat.

Namun untuk kebutuhan konsumsi di luar tumah tangga yang oleh pihaknya menjadi perhatian khusus. Mengingat maraknya industri kuliner olahan yang menggunakan bumbu cabai.

Disinggung soal harga, ia mengaku lonjakan harga cabai sangat dipengaruhi kondisi di daerah lain juga. Ketika suatu provinai bergejolak maka daerah lain juga terkena dampak walaupun sebagai pemasok.

"Tapi memang kalau suplai di satu provinsi bergejolak akan merembet ke provinsi lain. Kita tidak bicara harga lokal tapi harga nasional. Karena acuan harga banyak dari Pasar Induk yang pasokannya dari mana-mana. Makanya kita kena juga," jelasnya.

Meski demikian, ia meyakini harga cabai akan segera turun. Kenaikan kemarin terjadi karena libur Natal dan Tahun Baru yang membuat banyak pedagang tutup sehingga pasokan terhambat.

"Ini (lonjakan harga) tidak akan lama. Di akhir Februari turun. Cabai masih banyak," ucapnya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga menegaskan pasokan cabai rawit di Jawa Barat masih tergolong aman. Apalagi Jawa Barat menjadi salah satu daerah pemasok cabai untuk daerah lain.

"Pasokan (cabai) aman-aman saja. Ada ekspor, ada yang dikirim me provinsi lain. Ketika dimasifkan (secara nasional) memang kurang tapi Jabar cukup," kata Heryawan usai menanam bibit cabai bersama kelompok tani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Gubernur menyebutkan Pemprov tengah mengupayakan gerakan menanam cabai kepasa masyarakat. Agar warga bisa memanfaatkan lahan rumanhnya untuk menanam cabai guna kebutuhan rumah tangga. Hal tersebut dinilainya dapat menekan harga cabai yang kerap mengalami lonjakan.

Selain itu, Gubernur juga mensorong petani untuk memepebanyak area tanam serta memilih bibit cabai dan bertanam dengam cara yang berkualitas. Sehingga ketika cuaca buruk bisa bertahan.

"Cara kita selain memperluas lahan juga menghindari hama patex cara penghindarannya harus alami. Selain dengan hadirnya panas, yaitu kita menggunakan pupuk organik jadi tahan terhadap patex," ujarnya.

Pemprov pun berencana akan memberikan bibit cabai kepada masyarakat Jawa Barat. Diharapkan dengan demikian dapat menjadi solusi jangka panjang agar tidak terjadi lonjakan tinggi atas harga cabai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement