REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Kondisi perekonomian 2017 masih berpotensi fluktuatif. Bagi perbankan, kondisi tersebut bisa menjadi ancaman jika tidak dibekali strategi bisnis dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang handal. Itulah yang mendorong Bank BJB menyelenggarakan seminar dengan tema ‘Be A Professional Banker Toward The Economic Growth’ di di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Seminar itu sengaja disajikan bagi para pemimpin divisi, pemimpin wilayah, pemimpin cabang dan pemimpin unit di lingkungan Bank BJB. Mereka dibekali gambaran dan strategi oleh sejumlah nara sumber agar mampu melampaui tantangan bisnis 2017 dengan sukses.
Nara sumber acara seminar, di antaranya pakar Ekonom Indonesia Dr Aviliani SE Msi, Pakar IT yang juga founder bubu.com Shinta Witoyo Dhanuwardoyo serta pakar etiket lintas generasi Mien Rachman Uno. Sementara dari jajaran direksi Bank BJB yang hadir dalam acara seminar, yakni Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Agus Mulyana dan Direktur Komersial Suartini.
Senior Vice President Divisi Corporate Secretary Bank BJB Hakim Putratama mengatakan, seminar ini akan menjadi gambaran bagi manajemen Bank BJB dalam menentukan strategi di 2017 yang sangat dinamis. Dengan kegiatan tersebut, pihaknya optimistis akan menghadirkan wawasan lebih bagi karyawan Bank Bank BJB sehingga mampu menghadapi tantangan ke depan dengan professional. Kata Hakim, SDM memiliki peran yang sangat signifikan dalam membawa institusi perbankan menjadi lebih berkembang. Berkat SDM pula, aku dia, catatan bisnis Bank BJB selalu tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pembekalan kepada SDM internal menjadi penting mengingat Bank BJB saat ini berada di posisi 14 bank terbesar di Indonesia.
Kepada para peserta seminar, pakar Ekonom Indonesia Dr Aviliani SE MSi mengatakan, tahun ini perekonomian masih akan sangat fluktuatif. Oleh karena itu, papar dia, perbankan diharapkan mampu memperkuat monitoring debitur. Dia menuturkan, beberapa sektor yang tetap menjadi peluang bagi perbankan adalah sektor UKM dan properti kelas menengah. Aviliani mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen akan tercapai jika pemerintah mampu menyediakan lapangan kerja. Selain itu, lanjut dia, angka inflasi un harus bisa ditekan lebih rendah. Aviliani mengingatkan, salah satu yang harus diperhatikan saat ini adalah konsumen kelas menengah Indonesia yang sudah memiliki ketergantungan dengan teknologi. Dalam kondisi itu, perbankan memiliki peranan yang penting dalam bidang financial technology. Namun, kecepatan perkembangan teknologi harus diimbangi dengan kemampuan perbankan dalam membangun sebuah sistem.
Sementara pakar etiket lintas generasi Mien Rachman Uno menambahkan, karyawan perusahaan harus memiliki moto 3B, yakni brain, behavior dan be healthy. Bahwa seseorang dapat menentukan seberapa dirinya dapat berpengaruh bagi lingkungan maupun bagi dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik.