REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Harga cabai rawit terus mengalami kenaikan. Di Kabupaten Purwakarta, harga cabai rawit kembali mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 110 ribu per kilogram, menjadi Rp 120 ribu per kilogram. Hal tersebut membuat para pedagang di Kabupaten Purwakarta malas membeli cabai rawit.
Ai Masliah (43), salah seorang pedagang sayur di Kelurahan Nagri Kaler, mengaku tak sanggup lagi membeli cabai rawit merah karena harganya yang sangat mahal. Ketimbang merugi, lebih baik tidak jualan cabai tersebut.
"Harganya sepedas rasanya," ucapnya kepada Republika.co.id, Jumat (6/1).
Menurutnya tak hanya cabai rawit merah, cabai rawit hijau juga harganya tak kunjung turun. Masih bertengger di Rp 80 ribu per kilogram. Karena itu, dirinya malas membeli cabai rawit ini.
"Kalau kita sengaja beli, nanti pas di jual di komplen pelanggan. Sebab, pembeliannya minimal harus Rp 5.000," ujarnya.
Senada dengan Ai, Asep Supriadi (39 tahun), pedagang sayuran di Gg Flamboyan III, Kelurahan Nagri Kaler, menolak membeli cabai rawit. Sebab, harganya bikin 'berantem' antara pedagang dengan pembeli.
"Sekarang saja, cabai rawit hijau Rp 5.000 dapat 20 biji. Nanti, kami yang dimusuhi pembeli," katanya.
Untuk menyiasatinya, dirinya hanya membeli cabai rawit bila ada yang memesan saja. Jika tidak, maka warungnya tak menyediakan cabai tersebut. Biar pelanggannya membeli langsung saja ke pasar.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengaku, pihaknya ingin setiap warga minimalnya menanam satu pohon cabai rawit. Jika harga cabai di pasaran mahal, maka warga tak perlu pusing. Sebab, di rumahnya sudah tersedia cabai.
"Kita ingin menggalakan itu. Setiap rumah punya pohon yang menjadi bumbu dapur," ujarnya.