REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Meroketnya harga cabai rawit terjadi banyak di daerah-daerah termasuk Kota Bandung. Terhitung harga cabai rawit di pasar tradisional menembus angka Rp 120 ribu per kilogram.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengatakan kenaikan harga cabai memang merupakan dampak dari minimnya ketersediaan pasokan. Dipengaruhi cuaca yang masih sering hujan sehingga cabai lebih mudah busuk.
Aher meminta masyarakat menahan untuk tidak mengonsumsi cabai sementara waktu. Sebagai pangan pelengkap, cabai bukan kebutuhan yang harus ada setiap hari. "Ini (cabai) barang elastis. Beda dengan beras. Orang makan cabai sedikit dikurangi dululah sekarang," kata Aher.
Aher pun meyakini kondisi ini akan kembali normal menjelang pergantian musim. Ia berharap masyarakat tidak terlalu mengeluhkan kenaikan harga cabai yang merata hampir di seluruh daerah.
Berdasarkan pantauan di Pasar Kiaracondong kenaikan harga cabai dan sekarang menjadi Rp 120 ribu per kilogram, terjadi sudah dua hari. Setelah sebelumnya terus merangkak naik di angka Rp 80 ribu. "Dari akhir tahun naik terus. Sekarang Rp 120 ribu per kilogramnya," kata salah seorang pedagang cabai di Pasar Kiaracondong, Andri (27).
Menurutnya kenaikan harga tersebut merata di seluruh wilayah. Karena memang pasokan yang minim dari petani sementara kebutuhan masih tinggi. "Dari petaninya sudah sedikit soalnya gagal panen lagi musim hujan," ujarnya.
Ia pun mengaku karena cuaca buruk cabai yang dijualnya pun tidak terlalu segar. Cabai terlihat berkerut dan warnanya tidak terlalu merona.