REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dua perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Karawang, gulung tikar. Bangkrutnya dua perusahaan ini, imbas dari tingginga upah minimum kabupaten (UMK) di wilayah tersebut. Akibatnya, ribuan karyawan dua perusahaan itu harus menganggur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, Ahmad Suroto, mengatakan, dua perusahaan yang sudah melaporkan rencana penutupan itu, masing-masing PT Hansae dan PT Metro Kin Kin. Keduanya, perusahaan asal Korea yang bergerak di sektor tekstil, sandang dan kulit.
"Dari dua perusahaan ini, 1.467 karyawannya terancam menganggur," ujar Suroto, kepada Republika.co.id, Kamis (5/1).
Menurutnya, PT Metro Kin Kin memekerjakan 500 karyawan. Sedangkan, PT Hansae 967 karyawan. Kedua perusahaan itu sudah membuat laporan resminya.
Selain keduanya, ada perusahaan lain yang mengurangi dan memPHK karyawannya. Yakni, PT Bescho. Ada 500 karyawan yang dikurangi. Serta, akan merumahkan 1.000 karyawannya.
Kondisi ini, lanjut Suroto, imbas dari tingginya UMK Karawang 2017 ini. Saat ini, UMK Karawang mencapai Rp 3,6 juta per bulan. Kenaikannya, tidak lebih dari 8,25 persen dari tahun sebelumnya. Selain itu, kenaikan ini sudah berdasarkan kesepakatan bersama dan sesuai dengan usulan pemerintah pusat.
"Saat ini, kami membuka posko terkait dengan imbas kenaikan UMK ini," ujar Suroto.
Sementara itu, sejumlah karyawan yang bekerja di wilayah ini mulai was-was. Mereka ketakutan akan terkena PHK. Sebab, isu PHK sudah santer terdengar.
Wulan Sari (24 tahun), pekerja di perusahaan garment di wilayah Purwasari, mengatakan, isu PHK sudah santer terdengar sejak keputusan kenaikan UMK disahkan. Bila kondisinya begini, maka yang dirugikan adalah karyawan.
"Kami takut di-PHK atau perusahaannya bangkrut," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
