Kamis 05 Jan 2017 15:12 WIB

Jokowi Minta Sistem Clustering Pertanian Diterapkan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petani tengah memanen benih padi di sawahnya. ilustrasi
Foto: Mahmud Muhyiddin
Seorang petani tengah memanen benih padi di sawahnya. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta adanya sistem clustering di sektor pertanian. Melalui sistem ini makan akan ada pengkhususan penanaman komoditas di suatu wilayah.

"Jangan kita tanam campur-campur sehingga tidak fokus," ujarnya dalam rapat kerja nasional Kementerian Pertanian di Hotel Bidakara, Kamis (5/1).

Misalnya, ia melanjutkan di Dompu, Nusa Tenggara Barat konsentrasi pada komoditas jagung. Untuk komoditas bawang di Solok, Sumatra barat perlu ditegaskan bawang apa. "Jangan masuk ke produk-produk lain," kata Jokowi menambahkan.

Dengan begitu, ungkap Jokowi, masing-masing wilayah mampu fokus mengembangkan komoditas unggul tersebut dan melengkapi kebutuhan di daerah lain. Selanjutnya petani perlu didorong untuk berkorporasi menjadi skala ekonomi besar.

"Tanpa itu jangan harap pertanian akan lompat produksinya," katanya.

Melakukan cara apapun untuk meningkatkan produksi tanpa bisa mengkorporasikan petani diakui Jokowi tidak mungkin terlaksana. Sebab, menurutnya, para petani tersebut perlu dibentuk menjadi skala ekonomi besar untuk kemudian mampu memunculkan efisiensi.

Seperti diketahui, korporasi  mampu menjual murah karena memproduksi dalam jumlah massal, harga produksi pun bisa ditekan sehingga mampu memunculkan efisiensi. "Petani juga bisa begitu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement