REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj, mengingatkan pentingnya pemerataan ekonomi. Ia menilai, pertumbuhan ekonomi bangsa yang terjadi tidak akan bermanfaat apabila pemerataan ekonomi tidak terwujud.
"Pertumbuhan tanpa pemerataan itu tidak ada artinya, harus ada pemerataan," kata Said Aqil kepada Republika.co.id, Rabu (4/1).
Ia menerangkan, pemerataan itu justru untuk menghormati para konglomerat yang bisa mengangkat orang-orang dari kelas menengah. Nantinya, orang-orang dari kelas menengah itu akan mengemban tongkat estafet yang bertugas mendongkrak orang-orang yang masih berada di kelas bawah.
Said Aqil menekankan, sistematis seperti itu diharapkan akan menciptakan sikap saling bantu kepada sesama, sehingga bisa ada peningkatan derajat yang rata.
Ia mengingatkan, sistem itu yang akan membiasakan gotong-royong di Indonesia, serta bermuara kepada pemerataan ekonomi bangsa. "Pertumbuhan itu bermanfaat apabila dapat dirasakan semua orang, yang itu berarti terciptanya pemerataan," ujar Said Aqil.
Ia menambahkan, laporan-laporan pertumbuhan ekonomi yang diraih Indonesia dan selama ini banyak diberitakan, tidak akan memiliki kejelasan apabila rakyat tetap miskin. Menurut Said Aqil, pemerataan ekonomi menjadi aspek yang harus bisa diwujudkan, terlebih tidak ada lagi monopoli terjadi.
PBNU sendiri baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan PT. Pertamina (Persero) di Gedung PBNU, Rabu (4/1). Kerja sama itu dilakukan dengan mengusung tujuan besar Meneguhkan Islam Nusantara untuk Pemerataan Ekonomi Bangsa.
Baca juga, Menku: Pertumbuhan Ekonomi Perlu Peran Pasar Modal.