REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus mengajak emiten untuk memanfaatkan pasar modal sebagai mobilisasi dana jangka panjang. Apalagi, BEI sudah berbadan hukum dan akuntabel, ditambah banyaknya dana yang masuk ke Indonesia sangat cocok ditanamkan dalam pasar modal.
"Di pasar modal itu bersih dan terbuka, itu syarat utama. Kami mengajak para emiten untuk memanfaatkan pasar modal di bursa efek," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio akhir pekan lalu di Jakarta.
Untuk meningkatkan kapabilitas saham dan pasar modal Indonesia, BEI sudah mempersiapkan sejumlah terobosan baru di 2017 ini. Terobosan tersebut antara lain yakni akan menjalin kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membuka jaringan pasar saham di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini sebagai upaya untuk memudahkan akses perusahaan yang ingin bergabung di BEI.
Selama ini, perusahaan yang ingin melakukan Initial Public Offering (IPO) hanya bisa dilakukan di Jakarta. Dengan membuka cabang-cabang di seluruh Indonesia, maka diharapkan dapat lebih memudahkan akses bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka. "Sehingga orang kalau mau IPO tidak harus di Jakarta," kata Tito.
Selain itu, BEI juga akan bekerja sama dengan 28 universitas di seluruh Indonesia untuk memberikan pengetahuan dan wawasan yang mendalam terkait industri pasar modal. Tito mengatakan, nantinya para mahasiswa belajar selama empat tahun dan setelahnya mendapatkan lisensi. Rencana lainnya yang sudah disiapkan oleh BEI yakni menjalankan relaksasi margin, memberikan tambahan-tambahan informasi terkait pasar modal, dan pembenahan security financing.
Berdasarkan data BEI, dalam 10 tahun terakhir, IHSG mengalami penguatan sebesar 193,36 persen yang merupakan kenaikan tertinggi di antara bursa-bursa utama dunia. Sampai dengan penutupan perdagangan Kamis (29/12), rata-rata nilai transaksi harian mengalami peningkatan 30,03 persen dibandingkan dengan 2015. Sementara, pada 30 Desember 2016 IHSG ditutup pada level 5296,711, meningkat daripada 2015 yang berada di level 4.593. Kenaikan IHSG pada 2016 ini mencapai 15,32 persen dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia serta tertinggi kelima diantara bursa-bursa utama dunia.
Rata-rata frekuensi transaksi harian tumbuh 18,91 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara, rata-rata volume transaksi harian naik 31,36 persen dibandingkan dengan tahun lalu dan kapitalisasi pasar meningkat 18,18 persen dibandingkan dengan 2015.
Jumlah dana yang berhasil dihimpun di sepanjang 2016 juga mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia. Jumlah tersebut mencapai Rp 674,39 triliun dan 247,50 juta dolar AS yang terdiri dari aktivitas Pencatatan Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 12,11 triliun, Pencatatan Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) sebesar Rp 61,85 triliun, dan penerbitan waran sebesar Rp 1,14 triliun.
Selain itu, dana yang dihimpun pada 2016 ini juga datang dari 84 emisi baru obligasi dan sukuk korporasi yang diterbitkan oleh 56 Perusahaan Tercatat dengan nilai Rp 113,29 triliun dan 47,50 juta dolar AS, 1 Exchange Traded Fund (ETF) senilai Rp 6,3 miliar, 2 emisi Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp 1,37 triliun, serta 220 seri Surat Berharga Negara (SBN) yang dicatatkan di tahun ini dengan nilai Rp 484,63 triliun dan 200 juta dolar AS.