REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah memilih untuk memberdayakan tenaga kerja lokal dibandingkan tenaga kerja asing, terutama yang berasal dari Cina. Ketua Apindo Jateng Frans Kongi mengatakan tenaga kerja lokal lebih murah dan mampu meningkatkan perekonomian warga di sekitar pabrik.
"Sedangkan tenaga kerja asing, termasuk dari Cina cukup mahal, belum lagi perusahaan juga ikut mengurus izin agar mereka bisa bekerja di sini," kata dia, Ahad (1/1).
Namun, ia mengakui jika ada sejumlah tenaga kerja asal Cina yang bekerja di beberapa anggota Apindo Jateng. Menurut dia, para pekerja asal Cina itu dipekerjakan dalam kondisi khusus, seperti memasang atau memerbaiki mesin dari negara setempat. "Kalau beli mesin dari Cina, biasanya yang memasang mesin daru pihak sana, termasuk memberikan pelatihan teknisi lokal agar bisa mengoperasikan mesin tersebut," ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengimbau seluruh perusahaan yang tersebar di 35 kabupaten/kota, Provinsi Jawa Tengah, diimbau mengutamakan tenaga kerja lokal saat melakukan perekrutan pekerja. Ia mengapresiasi perusahaan yang pemiliknya merupakan warga negara asing tapi bersedia merekrut tenaga kerja lokal, terutama pelajar yang baru lulus SMK.
Dia berpesan agar perusahaan dapat menggunakan sebagian keuntungannya untuk kepentingan masyarakat di sekitar perusahaan.
Data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jateng mencatat selama 2016 tercatat ada 369 tenaga kerja dari Cina yang bekerja di Jateng. "Keuntungan perusahaan tidak ada artinya bila tidak berdampak positif bagi masyarakat sekitar," tambahnya.