REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Harga daging sapi di Pasar Baru Bekasi, Kelurahan Durenjaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat masih stabil di kisaran Rp 120 ribu per kilogram (kg). Suhu politik jelang Pilkada 2017 diprediksi dapat mempengaruhi kenaikan harga daging sapi tahun depan.
Kepala Pasar Baru Bekasi, Juhasan Antosusena, mengatakan harga daging sapi sampai Rabu (28/12) masih tercatat di angka Rp 120 ribu per kg. Belum ada kenaikan harga. Kenaikan paling tinggi terjadi pada semester pertama 2016.
"Selama 2016, daging sapi pernah mengalami kenaikan dari Rp 100 ribu jadi Rp 120 ribu waktu gejolak daging. Kira-kira bulan Mei 2016. Setelah itu terus nggak bisa turun lagi," ujar Juhasan, kepada Republika, Rabu (28/12).
Kenaikan harga justru terjadi pada komoditas telur ayam mencapai Rp 24 ribu per kg, daging ayam Rp 38 ribu per kg, serta cabai dari Rp 60 ribu menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Selebihnya, harga-harga komoditas lain masih stabil.
Juhasan mengungkapkan, kenaikan harga daging sapi selama ini dipengaruhi oleh faktor cuaca alam, kenaikan BBM, dan peringatan hari-hari besar keagamaan. Harga daging biasanya akan melambung pada momen Idul Fitri, sehari jelang Idul Adha, serta hari-hari besar lain.
Jelang Natal dan Tahun Baru 2017, lanjut Juhasan, harga daging sapi tampaknya tidak akan mengalami kenaikan. Ia belum dapat memperkirakan harga daging sapi pada 2017 nanti. Namun, menurut dia, harga daging akan sangat dipengaruhi oleh suhu politik.
Beberapa daerah akan menghadapi Pilkada Serentak 2017, termasuk DKI Jakarta. Ia menerangkan apabila di daerah terjadi gejolak akibat memanasnya suhu politik, pengiriman daging sapi akan terganggu sehingga menimbulkan kenaikan harga. Pasokan dari daerah ke pusat akan terkendala.
"Saya belum bisa memastikan, tergantung suhu politik nanti panas apa nggak. Kalau panas bisa saja naik, kalau tidak panas ya mungkin biasa aja. Tapi kalau untuk daging sapi, saya rasa tidak akan naik," ujar Juhasan.