Selasa 27 Dec 2016 15:30 WIB

Harga Sembako tak Turun Usai Natal

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)
Foto: Republika-Aditya Pradana Putra
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta tidak hanya berfokus untuk menjaga kenaikan harga daging semata. Sejumlah bahan pokok lain yang juga dibutuhkan masyarakat justru tidak turun pasca perayaan hari Natal.

"Biasanya sehari pasca Natal ada penurunan sedikit. Tapi ini enggak, harganya masih sama. Tidak seperti biasanya," kata Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri, Selasa (27/12).

Abdullah menuturkan, ‎khusus untuk di Jakarta harga bahan pokok masih stabil pasca kenaikan pada Natal. Harga cabai misalnya telah mencapai Rp 70.000-80.000 per kg. Sedangkan gula pasir di beberapa pasar telah menyentuh Rp 14.500, padahal pemerintah berharap harga gula pasir berada di kisaran Rp 12.500 per kg. Selain itu, minyak goreng curah yang harusnya bisa turun harga nyatanya masih bertahan di Rp 12.500 per liter. Harga telur ayam pun terpantau terus merangkak naik.

Menurut Abdullah, belum adanya penurunan harga sembako mem‎ang agak aneh. Sebab, dari tahun-tahun sebelumnya, setelah libur natal pasti akan ada penurunan harga. Peningkatan harga ini akan kembali naik 2-3 hari sebelum perayaan tahun baru.

Dengan kondisi ini, Abdullah menilai akan ada lonjakan yang cukup terasa menjelang tahun baru 2017. Artinya harga-harga kebutuhan pokok seperti cabai bisa saja melaju hingga Rp 100.00 per kg.

Jumlah pasokan cabai sebenarnya tidak begitu mengkhawatirkan. Abdullah menyebut beberapa sentra cabai seperti Lumajang atau Jember‎ masih memiliki stok yang cukup, walaupun harganya telah naik mencapai Rp 45.000 per kg.

Harga yang melambung mencapai Rp 75.000 per kg di pasar khususnya sekitar DKI Jakarta dikarenakan tingginya biaya distribusi. ‎"Kalau pemerintah mau ikut menurunkan harga, bisa terjun untuk membeli langsung ke petani dan melakukan pendistribusian. Harganya pasti bisa lebih murah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement