Senin 26 Dec 2016 17:05 WIB

Harga Daging Bertahan Rp 120 Ribu, Omzet Pedagang Terus Turun

Rep: Riga Iman/ Red: Nur Aini
Daging Sapi (Ilustrasi)
Foto: NORTHSTARBISON
Daging Sapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI — Harga daging sapi di pasar tradisional Kabupaten Sukabumi masih bertahan Rp 120 ribu. Kondisi tersebut menyebabkan omzet penjualan para pedagang mengalami penurunan.

"Harga daging sapi mahal akibatnya penjualan sepi,’’ ujar pedagang daging sapi di Pasar Cibadak, Kecamatan Cibadak, Sukabumi Suhendi (45 tahun), Senin (26/12). Saat ini dalam sehari ia hanya bisa menjual maksimal sebanyak sepuluh kilogram daging. Kondisi itu pun hanya terjadi dalam kondisi ramai.S

ebelumnya kata Suhendi, ia masih bisa menjual di atas jumlah tersebut. Saat ini ungkap dia, di Pasar Cibadak secara keseluruhan hanya memotong tiga ekor sapi per hari. Untuk menghabiskan satu ekor sapi saja dibutuhkan waktu tiga hari. Normalnya dalam sehari memotong sebanyak sepuluh ekor hingga 20 ekor sapi per hari. 

Menurut Suhendi, idealnya harga daging sapi kembali normal mencapai Rp 65 ribu per kilogram. Hal ini karena, jika terus bertahan di Rp 120 ribu per kilogram maka cukup berat bagi pedagang untuk menjualnya. "Kenapa daging kurang laku, salah satunya karena pedagang baksonya beralih menggunakan daging ayam,’’ ungkap Suhendi. Hal ini disebabkan masih mahalnya harga daging sapi di pasaran. Suhendi menuturkan, tingkat daya beli masyarakat masih rendah. Rata-rata warga membeli daging sebanyak seperempat kilogram hingga satu kilogram. Terkecuali untuk warga yang tengah menggelar hajatan maka jumlah pembelian jauh lebih banyak. ‘’ Saya berharap harga daging murah seperti dulu,’’ ujarnya.

Salah seorang warga Cibadak, Nina (34 tahun) mengatakan, mahalnya harga daging sapi memang menyebabkan sebagian warga mengurangi jumlah pembelian. ‘"Harganya masih mahal sehingga sebagian warga tak mampu membelinya,’’ ujarnya. Nina berharap, harga daging sapi bisa turun seperti yang dijanjikan pemerintah.

Baca juga: Peminat Daging Sapi Beku Impor Sepi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement