Ahad 25 Dec 2016 16:00 WIB

Kemendag Ancam Cabut Izin Spekulan Harga Pangan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)
Foto: Republika-Aditya Pradana Putra
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kenaikan harga bahan pangan kerap terjadi pada beberapa perayaan besar termasuk natal dan tahun baru.Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pihaknya akan memberikan sanksi administrasi untuk para spekulan harga pangan.

"Dicabut izinnya, kalau gitu tidak akan bisa apa-apa," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (25/12). Ia menambahkan, sanksi tersebut tentunya harus melalui prosedur yang ada.

Sejauh ini, diakui Ok,e berdasarkan pantauannya tidak terjadi kenaikan harga pangan yang signifikan. Sebab, pada akhir tahun ini, permintaan terhadap bahan pangan tidak begitu signifikan.

Ia mengatakan, berdasarkan temuan di lapangan, Kemendag menjamin keamanan stok pangan untuk Natal dan Tahun Baru. Pemantauan tersebut dilakukan di berbagai daerah termasuk yang mayoritas merayakan natal seperti Medan, Palembang, Manado, Papua, dan Ambon. "Permintaan naik, tapi stok tidak akan berkurang," ujar dia. Bahkan, stok aman dikabarkan hingga empat bulan ke depan.

Kenaikan harga rata-rata bahan pangan pada akhir tahun ini diakui Oke berada di kisaran dua sampai lima persen. "Dua sampai lima persen masih oke," ujarnya. Angka tersebut tidak berlaku untuk bawang merah dan cabai merah yang cenderung mengalami penurunan harga dari rata-rata Rp 70 ribu-80 ribu per kg menjadi Rp 42 ribu per kg. Meski, menurutnya, harga kedua komoditas tersebut masih jauh dari harga standar.

"Artinya, harga itu dikatakan lebih baik walaupun kalau dari harga standar masih tinggi tapi kecenderungannya menurun," lujarnya.

Sementara itu untuk harga daging sapi yang masih menembus Rp 120 ribu per kg diakui Oke belum bisa diatasi. Namun beberapa hari lalu pihak Kemendag memfasilitasi kerja sama Bulog dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI), yang mendistribusi 90 persen daging sapi di Indonesia untuk menurunkan harga. Ditargetkan, daging sapi segar dapat dijual sebesar Rp 80 ribu di pasaran.

"Sekarang sudah kerja sama, Bulog tinggal yang tindak lanjut saja. Mulai Januari mudah-mudahan lah sudah mulai bergerak (turun)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement