Ahad 25 Dec 2016 11:39 WIB

Perbankan Syariah Tumbuh Pesat di Negara Teluk

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Kuwait Finance House, jasa keuangan yang menggabungkan tiga bank syariah di Bahrain.
Foto: alarabiya
Kuwait Finance House, jasa keuangan yang menggabungkan tiga bank syariah di Bahrain.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) Gov. Ahmed Al-Kholifey mengatakan, pertumbuhan industri keuangan Islam sangat pesat. Saat ini, melatih sumber daya manusia untuk industri keuangan Islam menjadi tantangan.

Dikatakan Al-Khilifey, industri keuangan Islam berkembang pesat di negara-negara yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Industri keuangan Islam juga mulai berkembang di negara-negara Muslim dan non-Muslim.

Menurutnya, pertumbuhan industri keuangan Islam di berbagai negara menunjukan perbankan syariah lebih banyak menawarkan pelayanan. Artinya, perbankan syariah tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan 1,5 miliar umat Islam di seluruh dunia.

Dia menegaskan, dalam kondisi seperti saat ini, pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia di bidang industri keuangan Islam menjadi prioritas utama. Supaya dapat mengikuti perkembangan industri dan menjaganya agar tetap tumbuh dengan stabil.

"Industri keuangan syariah tumbuh cepat sehingga membutuhkan orang-orang yang berkualitas dan terlatih dalam banyak disiplin ilmu dan berbagai tingkatan ilmu," kata Al-Kholifey saat acara World Islamic Banking Conference (WIBC) di Bahrain pada bulan ini, dilansir dari Arab News, Ahad (25/12).

Menjadi rumah bagi pasar perbankan syariah terbesar dari sisi aset, Arab Saudi juga dapat lebih memperkuat posisinya ketika ada tawaran menjadi tuan rumah untuk pelatihan khusus di bidang keuangan Islam. Mereka juga sudah memastikan ketersediaan pelatihan khusus untuk staf bank.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement