Jumat 23 Dec 2016 19:31 WIB

'Pedagang Jangan Manfaatkan Liburan untuk Naikkan Harga Pangan'

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) bersama Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur meninjau perkembangan harga sembako secara online saat meresmikan pelayanan perizinan online di Gedung Kementerian Pergadangan,
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) bersama Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur meninjau perkembangan harga sembako secara online saat meresmikan pelayanan perizinan online di Gedung Kementerian Pergadangan,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan mengklaim bahwa kebutuhan pangan menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru akan mencukupi. Dari pantauan di sejumlah daerah dan gudang komoditas pangan, tidak ada kenaikan harga berarti, khususnya kota-kota besar.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, komoditas seperti beras, bawang merah, minyak goreng dan gula dalam keadaan cukup. Sementara, stok cabai masih tersedia walaupun harganya cukup tinggi di beberapa daerah perkotaan.

"Kami ingatkan untuk sama-sama menjaga. Jangan memanfaatkan liburan ini dengan memaksimalkan keuntungan sepihak karena stok tersedia," kata Enggar dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (23/12).

Enggar menjelaskan, stok beras di Pasar Induk Cipinang mencukupi untuk kebutuhan tiga sampai empat bulan ke depan. Sementara itu, stok beras bulog mencapai 1,6 juta ton dan diprediksi mencukupi hingga lima bulan. 

Untuk gula pasir, Bulog dan PPI telah menyiapkan stok mencapai 300 ribu ton jika harga dipasaran tiba-tiba melonjak. Sehingga, sewaktu-waktu bisa terjun untuk meredakan kenaikan harga gula. Harga eceran tertinggi (HET) pun akan dipatok Rp 12.500 per kilogram (kg).

Sementara untuk daging sapi atau kerbau, Enggar menyebut bahwa komoditas ini stoknya sangat mencukupi. Bahkan, Kemendag telah berkoodinasi dengan sejumlah distributor termasuk Asosasi Distributor Daging Sapi  (ADDI) agar bisa menekan daging beku di angka Rp 80 ribu per kg.

"Yang importir kita sudah lihat gudangnya. Jangan pernah bermain dengan harga," katanya.

Enggar mengakui, kenaikan harga terjadi di sejumlah daerah, terutama di luar Pulau Jawa. Namun, kenaikan ini terbilang masih aman dan masih terjangkau masyarakat.

Dia pun menegaskan tidak ingin mengadakan operasi pasar untuk mengendalikan kenaikan harga pangan yang terlampau tinggi. Karena, adanya operasi pasar justru bisa merugikan para pedagang yang ada di pasar tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement