REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (23/12), dibuka menguat tipis 3 poin atau 0,02 persen di kisaran Rp 13.466 per dolar AS. Laju rupiah terus menguat ke kisaran Rp 13.453 per dolar AS pada pukul 09.30 WIB. Pada perdagangan hari sebelumnya rupiah ditutup di Rp 13.469 per dolar AS.
Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, rupiah yang sempat menguat di pembukaan akhirnya ditutup hanya stabil di tengah masih kuatnya dolar AS di Asia serta masih derasnya aliran dana keluar dari pasar saham pada Kamis (22/12). IHSG anjlok drastis pada perdagangan Kamis kemarin.
Sementara itu, kenaikan outlook peringkat oleh Fitch hanya memberikan sentimen positif ke pasar SUN yang mana imbal hasil tenor 10 tahunnya kembali turun.
"Aliran dana asing masih konsisten masuk ke instrumen ini sehingga turut mencegah pelemahan rupiah yang terlalu tajam," ujar Rangga Cipta, di Jakarta, Jumat (23/12).
Secara umum, harga komoditas yang bertahan tinggi, kata dia, mempertahankan kepercayaan diri investor terhadap prospek likuiditas dolar AS di Indonesia. Di sisi lain, keputusan pemerintah yang akhirnya merelaksasi ekspor mineral juga meningkatkan, tidak hanya ekspektasi terhadap perbaikan surplus dagang tetapi juga prospek pertumbuhan ekonomi di 2017.
Sementara itu, indeks dolar AS yang sempat melemah di pembukaan pasar AS akhirnya berhasil menguat merespon angka revisi pertumbuhan PDB AS yang naik melebihi ekspektasi pasar. "Penguatan dollar index juga diikuti oleh kenaikan imbal hasil US Treasury yang juga menarik kenaikan imbal hasil negara maju lainnya," tutur Rangga. Harga minyak mentah, di sisi lain, masih mempertahankan tren penguatannya bersamaan dengan harga komoditas lainnya.