REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (14/12), dibuka menguat 30 poin atau 0,22 persen di level Rp 13.295 per dolar AS. Penguatan rupiah dipicu sentimen positif dari global yang menekan dolar AS terkoreksi.
Pada perdagangan hari sebelumnya rupiah ditutup di kisaran Rp 13.325 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (14/12), rentang gerak rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp 13.267-Rp 13.295 per dolar AS.
Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, Dollar index terkoreksi di tengah kenaikan tipis harga minyak mentah hingga dini hari tadi. Pasar global masih menunggu hasil pertemuan para petinggi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), dalam FOMC meeting pada Kamis (15/12) dini hari WIB.
"The Fed yang ragu untuk memulai pengetatan moneter yang agresif bisa tekan penguatan dolar AS ke depan," ujar Rangga, Rabu (14/12).
Sementara itu, rupiah menguat tipis di perdagangan Selasa (13/12) kemarin walaupun mayoritas kurs di Asia melemah. "Tetapi masih terasa sentimen negatif dari pasar global melihat pelemahan tajam Surat Utang Negara (SUN) dan IHSG," katanya.
Menurut Rangga, usulan kenaikan harga BBM oleh Pertamina merespon kenaikan harga minyak mentah global, mulai ditanggapi serius oleh pemerintah sehingga kembali mengangkat prospek kenaikan inflasi di 2017.
"Walaupun surplus perdagangan November 2016 dari kenaikan harga komoditas, menurut BI, masih akan menyediakan alasan untuk rupiah yang lebih kuat ke depan," katanya.