REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdagangan bebas Kanada-ASEAN masih membutuhkan proses panjang terutama untuk persiapan dan negosiasi. Hal itu dikatakan oleh Duta Besar Kanada untuk ASEAN Marie-Louise Hannan.
"'Free trade area'(FTA) butuh banyak waktu dalam persiapannya dan diperlukan negosiasi untuk memulai FTA," ujar dia di Jakarta, Jumat (10/12).
Ia menuturkan perdagangan bebas dengan ASEAN merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai Kanada sehingga pihaknya antusias untuk mencoba prosesnya. Namun, pihaknya juga memahami ASEAN memiliki banyak hal lain yang penting untuk dikerjakan.
Sejauh ini, kata Dubes Hannan, langkah yang dilakukan masih sangat awal yakni berbagai kementerian terkait perdagangan memulai rancangan gambaran tujuan studi kelayakan untuk perdagangan bebas.
"Kami telah memulai langkah pertama untuk bekerja. Kami senang semua pihak setuju untuk memulai langkah paling awal," ujar dia.
Normalnya, menurut dia, rekan kerja sama ekonomi internasional memulai negosiasi setelah menyelesaikan studi kelayakan untuk melihat barang yang dapat diperjualbelikan, investasi, pasar dan tantangan.
Kanada mengakui proses untuk memasuki perdagangan bebas merupakan hal yang kompleks, tetapi pihaknya tidak khawatir untuk melalui hal yang kompleks itu.
Ia berpendapat komoditas unggulan kedua pihak adalah jasa dan investasi, khususnya dalam ekonomi modern antarnegara. "Barang dalam jarak jauh memang penting, tetapi jasa dan investasi lebih signifikan dilihat dari ekonomi modern antarnegara sekarang," tutur Dubes Hannan.