REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada perdagangan Kamis (8/12) di kisaran Rp 13.317 per dolar AS. Diperkirakan rupiah akan dalam tren penguatan seiring dengan penguatan Surat Utang Negara (SUN).
Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, rupiah terus menguat hingga Rabu (7/12) sore bersamaan dengan penguatan tajam SUN yang juga dibarengi oleh penguatan kurs di Asia. Sementara berita buruk dari cadangan devisa yang turun akibat kebijakan stabilisasi rupiah oleh Bank Indonesia sepanjang November lalu, tidak terlalu direspon pasar.
"Mungkin hal ini dianggap wajar atau bahkan perlu dilakukan di saat turbulensi di pasar keuangan global meningkat tajam," ujar Rangga, Kamis (8/12).
Menurut Rangga, fokus saat ini masih ke pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang mana diperkirakan memberikan dampak positif ke rupiah juga stimulus ditambah atau diperpanjang.
"Ruang penguatan rupiah tersedia sejalan dengan ruang penguatan SUN yang masih ada," katanya.
Sementara itu, Dollar index kembali terkoreksi hingga dini hari tadi bersamaan dengan turunnya imbal hasil US Treasury serta penguatan tajam S&P 500. Optimisme terhadap kebijakan ekonomi Trump,Trumpsepertinya kata Rangga, sepertinya masih terjaga solid sementara kekhawatiran dampak kenaikan Fed rate sudah semakin diantisipasi.
Fokus saat ini tertuju pada pertemuan ECB yang akan disimpulkan malam nanti. Imbal hasil obligasi Jerman yang mulai turun bisa jadi menandakan adanya harapan penambahan atau perpanjangan program pembelian aset oleh ECB yang saat ini dijadwalkan hingga kuartal I 2017.