REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Seiring meningkatnya permintaan untuk penerapan sistem perbankan syariah di seluruh dunia, termasuk negara-negara non-Muslim maka kebutuhan bagi para profesional dari berbagai disiplin ilmu menjadi sangat penting.
Ketua Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA), Ahmed Alkholifey mengatakan saat ini Arab Saudi fokus pada peningkatan sumber daya manusia di industri perbankan syariah.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas ini, maka perlu adanya koordinasi antara regulator dan bank untuk menentukan daerah-daerah mana saja yang kekurangan sumber daya manusia untuk pengembangan perbankan syariah ini.
Sebagai upaya untuk mengatasi kurangnya sumber daya manusia di industri perbankan syariah ini, Bahrain Institute of Banking and Finance (BIBF) mencoba untuk mendidik dan melatih individu di lapangan untuk mempraktekan teori yang telah mereka pelajari.
"Kami telah melihat lonjakan dari siswa internasional, terutama dari kawasan GCC (Dewan Kerjasama Teluk). Tetapi rencana kami adalah untuk mempromosikan secara internasional di luar GCC pada tahun depan sebagai program pembelajaran jarak jauh," ujar Kepala Pusat Keuangan Islam di BIBF, Mujtaba Khalid seperti dilansir Arabnews. Com (7/12).
BIBF memberikan pelatihan untuk sebagian besar bank teratas di Arab Saudi, seperti NCB (Bank Komersial Nasional) dan Albilad Bank. Pelatihan berfokus pada pendidikan berkualitas. Pendidikan yang tersedia di BIBF disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Mahasiswa dan trainee dari negara-negara non-Muslim yang tertarik mengadopsi keuangan Islam akan diajarkan terlebih dahulu terkait fakta-fakta dasar tentang keuangan Islam dan konsep layanan perbankan syariah.
Sistem keuangan Islam diperkirakan tumbuh secara global lebih dari 10 persen pada tingkat tahunan. Alkholifey mencatat industri perbankan syariah telah tumbuh secara signifikan di seluruh dunia selama dua dekade terakhir. Selama krisis keuangan internasional, perbankan syariah mampu menunjukkan ketahanan lebih tinggi dari perbankan konvensional.
Negara-negara non-Muslim seperti Cina dan Rusia semakin tertarik mengadopsi sistem perbankan syariah dalam rangka untuk mengembangkan ekonomi mereka. Pada bulan Maret tahun ini, kota Kazan di Rusia menjadi rumah bagi bank Islam pertama di Rusia.