Rabu 07 Dec 2016 06:28 WIB

Harga Minyak Dunia Turun karena Pasar Meragukan Komitmen OPEC

Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada Selasa (6/12) atau Rabu (7/12) pagi WIB setelah mengalami kenaikan dalam empat sesi berturut-turut. Penurunan harga ini karena pasar mengkhawatirkan rekor produksi dan reaksi produsen-produsen minyak serpih (shale oil) AS dapat merusak kesepakatan pemangkasan produksi OPEC.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencatat rekor produksi minyak tertinggi lagi pada November, naik menjadi 34,16 juta barel per hari, menurut survei Bloomberg News. Sementara itu, Rusia melaporkan rata-rata produksi minyak pada November sebesar 11,21 juta barel per hari, tertinggi dalam hampir 30 tahun. Itu berarti OPEC dan Rusia memproduksi cukup banyak untuk menutupi hampir setengah dari permintaan minyak global.

OPEC pada 30 November memutuskan untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 1,2 juta barel per hari, menetapkan pagu produksi minyak di 32,5 juta barel per hari. Pengurangan produksi ini berlaku mulai 1 Januari 2017, merupakan pemotongan produksi minyak pertama kartel sejak 2008. 

Pengurangan ini dikoordinasikan dengan negara produsen non-OPEC, Rusia, yang berjanji akan memangkas produksinya 300 ribu barel per hari. Di sisi lain, para analis telah memperingatkan bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mendorong produksi minyak serpih AS dan kemudian membawa harga turun kembali.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 0,86 dolar AS menjadi menetap di 50,93 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, berkurang 1,01 dolar AS menjadi ditutup pada 53,93 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement