REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Ini bukti bahwa Bank BJB selalu ingin memajukan debiturnya. Kamis (1/12) malam, Bank BJB menyelenggarakan ‘Malam Anugerah Debitur Teladan UMKM Bank BJB 2016’ di Ballroom Amertha, Hotel Royal Panghegar, Kota Bandung.
Malam itu, dari 100 debitur yang terpilih menjadi kandidat, 10 di antaranya dinobatkan sebagai debitur teladan oleh Bank BJB. Ke-10 debitur itu meraih implementasi terbaik modul pelatihan, modul keuangan, modul operasional dan modul pemasaran. Hadir dalam kegiatan tersebut dewan direksi, komisaris, pemimpin divisi, pemimpin cabang dan para kandidat.
Mereka yang terpilih menjadi debitur teladan mendapatkan tabungan Tanda Mata Bisnis, plakat dan sertifikat. Ke depannya, debitur terbaik akan dilibatkan dalam sosialisasi perbankan yang diselenggarakan Bank BJB.
Senior Vice President Divisi Corporate Secretary Bank BJB Hakim Putratama menyebutkan, kegiatan ini merupakan event tahunan Bank BJB. Melalui kegiatan ini, pihaknya berupaya mengapresiasi dan memberi ruang kompetisi positif bagi debiturnya dengan mengedepankan nilai fairness, edukatif dan entertainment.
Metode penilaian yang dilakukan dewan juri mengacu pada tiga variabel. Yakni semangat wirausaha, perkembangan usaha dan nilai sosial usaha bagi lingkungannya. ‘’Juri berasal dari tiga unsur yaitu praktisi UMKM, akademisi dan internal Bank BJB,’’ ujar Hakim.
Masih dikatakan Hakim, Bank BJB merupakan salah satu bank kompetitif di industri perbankan di Tanah Air. Pada akhir September 2016, Bank BJB berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 55,6 persen year on year (y-o-y). Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih itu berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 27,3 persen yoy.
Dengan pengelolaan biaya operasional yang sehat serta keberhasilan mengendalikan struktur pendanaan, maka net interest margin (NIM) Bank BJB terjaga di level 7,2 persen. Bank BJB pun berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang baik, yakni mencapai 15,7 persen yoy. Bank BJB juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 1,7 persen.