Kamis 01 Dec 2016 16:12 WIB

Indonesia akan Miliki Terminal Bongkar Muat Terbesar di ASEAN

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Suasana bongkar muat di pelabuhan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat di pelabuhan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sentral Grain Terminal (SGT) sebagai anak usaha dari FKS Group, bekerja sama dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) telah menyepakati rencana pembangunan fasilitas Integrated Warehouse dengan nama Sentral Grain Terminal 2 khusus untuk terminal bongkar muat curah kering. Peletakan batu pertama atau groundbreaking ceremony telah dilakukan di Pelabuhan Cigading, Banten, pada Rabu (30/11).

Terminal bongkar muat curah kering ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. “Dari segi kapasitas, kami akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.” tutur Direktur Utama PT Sentral Grain Terminal, Farhan Rio Gunawan melalui siaran pers, Kamis (1/12).

‎Sentral Grain Terminal 2 memiliki fasilitas gudang penyimpanan atau flat storage dengan total kapasitas sebesar 200 ribu metrik ton (MT) dan fasilitas penyimpanan gudang silo dengan total kapasitas sebesar 100 ribu MT. Jumlah penyimpanan ini melebihi gudang penyimpanan sebelumnya yang memiliki kapasitas kurang lebih 180 ribu MT, yang juga beroperasi di bawah naungan PT SGT.

Kedua fasilitas tersebut didukung dengan pengadaan terminal transit modern dengan sistem otomatis, menghubungkan dermaga pelabuhan ke tempat penyimpanan melalui food grade conveyor belt yang dijalankan secara otomatis dengan kapasitas transfer sebesar 1.300 MT per jam. Sentral Grain Terminal 2 memiliki kemampuan pembongkaran dari kapal dengan kapasitas 26 ribu MT dalam sehari dan juga kemampuan bongkar muat ke dalam truk logistik yang mencapai 10 ribu MT per hari.

Dibandingkan dengan metode lama yang menggunakan sistem manual pembongkaran dari kapal dan masuk ke dalam truk, penggunaan metode baru dengan teknologi modern ini dapat menggantikan model lama dengan sistem mekanikal pembongkaran langsung ke dalam conveyor belt yang beroperasi selama 24 jam. Sehingga, hasil yang didapatkan dapat menjadi dua kali lipat dari menggunakan metode lama.

‎Pembangunan Sentral Grain Terminal 2 merupakan bentuk dukungan PT SGT dan PT KBS  dalam menopang kapasitas bongkar muat curah kering yang lebih efisien dari sisi waktu dan biaya.

Farhan mengatakan, di Indonesia saat ini belum ada fasilitas pembongkaran kapal yang menggunakan sistem teknologi seperti ini. "Adapun ini menjadi proyek kedua yang kami bangun, mengikuti proyek pertama yang juga sedang dalam tahap pembangungan di Teluk Lamong, Surabaya.” kata Farhan.  

Apabila disejajarkan dengan negara lain di Asia yang sudah lebih dulu menggunakan teknologi yang sama, kata Farhan, Sentral Grain Terminal 2 dapat disandingkan dengan terminal transit yang berada di Jepang dan Cina. Sentral Grain Terminal 2 diharapkan dapat menjadi solusi dari isu dwelling time yang sedang marak.

Secara tidak langsung dari jalur pelayaran, dermaga, dan jalur distribusi, proyek ini dapat menjadi kunci agar terjadi sinergi dan ikut menguatkan sektor kemaritiman Indonesia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement