REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsorsium Kemandirian Industri Fotovoltaik Nasional (KKIFN) mengadakan workshop mendukung program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Wadah yang terbentuk pada Juni 2016 itu terfokus pada pengembangan tenaga surya.
Ketua umum KKIFN, Ngakan Timur, menyinggung potensi sinar matahari di Tanah Air. Menurutnya, hal itu bisa menjadi solusi khususnya bagi daerah-daerah di pedalaman yang masih mengalami kesulitan listrik. "Daerah-daerah terpencil belum sepenuhnya tersentuh jaringan PLN, yang mana panel surya menjadi solusi karena teknologinya berkembang terus," ujar Ngakan.
Untuk mewujudkan target ini, menurut Ngakan, kerja sama semua stakeholder mutlak dilakukan. Koordinasi antara pihak regulator, produsen, pengembang, lembaga litbang, dan investor.
Ngakan menegaskan, pihaknya fokus dalam pengembangan salah satu energi baru terbarukan ini. Tak terkecuali, kata dia, dari segi infrastruktur. "Semua komponen-komponen pendukung kita bangun secara bertahap," ujarnya.