Rabu 23 Nov 2016 20:48 WIB

Japfa Raih Economic Challenges Awards 2016

Rachmat Indrajaya, direktur external relations Japfa menerima penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Selasa (22/11).
Foto: Japfa
Rachmat Indrajaya, direktur external relations Japfa menerima penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Selasa (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) mendapatkan penghargaan Economic Challenges Awards 2016 sebagai salah satu perusahaan yang mampu melakukan inovasi dan mendorong pertumbuhan melalui masa sulit. Perhargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri kepada Direktur External Relations Japfa, Rachmat Indrajaya. 

Japfa terpilih sebagai pemenang dalam kategori Aneka Industri dan Manufaktur dengan menyingkirkan empat kandidat lain, salah satunya emiten pakan ternak, Charoen Phokpand. Produsen sosis So Nice tersebut didaulat penghargaan lantaran kemampuannya untuk terus melakukan inovasi dan mendorong pertumbuhan usaha meskipun harus melalui masa ketidakpastian selama 2016. 

"Inovasi adalah pekerjaan yang tidak mudah. Diperlukan kegesitan dan keuletan untuk melakukannya," ujar Rhenald Kasali, salah satu dewan juri Economic Challenges Awards 2016 pada saat penyerahan hadiah, Selasa (22/11). "Perlu ada komitmen dari perusahan untuk terus melakukan inovasi," lanjutnya.  

Beberapa langkah Japfa yang dianggap sukses antara lain, kemampuan menggaet investor asing seperti KKR Jade Ltd untuk menanamkan modal. Pada pertengahan 2016, Japfa mampu menggaet KRR Jade Ltd untuk menginvestasikan sebesar 81,2 juta dolar AS atau senilai 10,44 persen saham. 

"Saya tidak ingin melihat inovasi sebagai sebuah biaya. Tetapi memegang prinsip inovasi atau mati. Mau tidak mau perusahaan harus melakukan inovasi untuk melewati masa yang sulit," ungkap pakar inovasi Kristanto Santosa dalam kesempatan yang sama. 

Faktor lain yang mendorong Japfa melewati masa sulit yaitu kemampuan menyikapi berbagai perubahan di pasar dan kebijakan dalam dunia agribisnis. Sepanjang 2016, terdapat berbagai perubahan kebijakan mendasar mulai dari pengetatan impor jagung, harga bahan pokok, hingga kebijakan impor sapi yang mengalami banyak perubahan. Meskipun melewati berbagai pergolakan tersebut kegiatan operasional Japfa terus bertumbuh relatif stabil. 

"Japfa menyakini bahwa agribisnis merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia. Karenanya kami terus menerus mendorong pertumbuhan dalam industri ini dengan dukungan dari peternak ayam, sapi, ikan, dan udang di seluruh Indonesia," ujar Rachmat Indrajaya, external relations director Japfa dalam keterangannya, Rabu (23/11). 

Dalam menjalankan usahanya, Japfa mampu mendukung tidak hanya pertumbuhan kinerja perusahaan tetapi juga mendorong tumbuhnya perekonomian lokal. Perusahaan ini tercatat sebagai salah satu yang mengembangkan berbagai macam model kemitraan untuk peternak baik untuk ayam ataupun sapi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement