Kamis 24 Nov 2016 02:28 WIB

Kadin: Budaya Daya Pikat Utama Pariwisata Indonesia

Rep: melisa riska putri/ Red: Budi Raharjo
Tari kecak
Foto: dok.Republika
Tari kecak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Berbasis Budaya Putri Kuswisnu Wardani mengatakan, budaya menjadi daya pikat utama dalam sektor pariwisata Indonesia.

"Enam puluh lima persen wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia karena tertarik dengan budaya Indonesia," katanya, Rabu (23/11).

Sedangkan keindahan alam menjadi alasan kedua dan ketiga para wisman ke Indonesia. "Wisman yang datang ke indonesia ingin melihat budaya indonesia dapat bonus keindahan alam yang indah," lanjut Putri.

Untuk itu, industri budaya sudah sepantasnya mendapat perhatian lebih dalam mendongkrak jumlah kunjungan wisata ke dalam negeri. Setiap wilayah di Indonesia diakuinya memiliki keragaman yang spesial dan dapat memberi pengalaman berbeda bagi para wisman.

Putri mencontohkan sebuah destinasi alam Maladewa yang terkenal dengan keindahan lautnya. "Saya juga sudah ke sana, hari pertama senang menikmati pemandangan alam lautnya yang luar biasa indah, besoknya mulai panik mau ngapain ya," katanya yang mengaku bosan berlama menghabiskan waktu di Maladewa.

Sementara di Indonesia, wisman bisa menikmati wisata kuliner, melihat kerajinan tangan di pasar dan mencoba spa tradisional. Bahkan diakuinya, hampir semua terapis di Maladewa berasal dari Bali, Indonesa.

"Jadi memang ini yang menjadi kelebihan kita," lanjut dia.

Ada banyak produk budaya Indonesia yang dapat dimanfatkan, seperti jamu dan minuman tradisonal, kain tradisonal, kosmetik dan spa atau holistik kesehatan, kerajinan tangan tradisional, makanan dan kuliner tradisional, pengobatan tradisional serta seni dan budaya tradisional (seni musik, seni tari, seni rupa dan seni teater).

Ia pun ingin agar perhotelan dan restoran yang ada mulai memanfaatkan kekayaan budaya tradisional dengan melibatkan usaha-usaha kecil menengah. "Hotel bintang mungkin memang harus tetap memenuhi standarnya, tapi akan lebih bernilai pula bila kita menonjolkan apa yang Indonesia miliki," katanya.

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana, sektor pariwisata telah diakui menjadi sektor yang bisa meningkatkan perekonomian suatu negara. Menurutnya, dari 197 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 90 persen-nya telah sadar untuk menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi.

Di Indonesia sendiri, pariwisata memberi kontribusi yang sangat besar dalam devisa negara dengan menduduki posisi keempat. Tahun lalu, berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan pariwisata Indonesi sebesar 7,2 persen atau di atas pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,4 persen.

Sementara jumlah kunjungan wisman mencapai lebih dari 10 persen, yakni 10,4 persen. Hal itu membuat Kemenpar pada 2016 menargetkan angka 20 persen untuk kedatangan wisman ke Indonesia. "Tahun ini saya optimis kita bisa tumbuh 20 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement