Senin 21 Nov 2016 10:34 WIB

UMKM Berperan Memerangi Kemiskinan dan Pengangguran

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Perajin UKM (ilustrasi)
Foto: nenygory.wordpress.com
Perajin UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎ Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital dan strategis dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara-negara maju.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UMKM, Koperasi dan Ekonomi Kreatif Erik Hidayat ‎ mengatakan, di Indonesia, UMKM selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi juga memiliki kontribusi yang sangat penting dalam mengatasi masalah pengangguran. Hal ini cukup terbukti karena UMKM bisa menyerap tenaga kerja meski jumlahnya tidak sebesar IKM atau industri besar lainnya.

Tumbuhnya usaha mikro, kata Erik, menjadikannya sebagai sumber kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan dengan banyak menyerap tenaga kerja. "Dengan posisi demikian artinya UMKM punya peran strategis dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran," kata Erik dalam Rakernas Kadin bidang UMKM, Senin (21/11).

Erik menerangak, kekuatan sektor UMKM sudah terbukti tatkala Indonesia mengalami krisis keuangan pada periode 1997-1998. Hanya sektor UMKM yang masih tumbuh, bahkan pasca krisis ekonomi jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012.

Berdasarkan catatan Kadin Indonesia, kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode yang sama. 

Sementara itu, pada 2014 mengacu pada data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai sekitar 57,9 juta. Diperkirakan pada 2016 jumlah pelaku UMKM terus bertambah. Pemerintah menargetkan kontribusi PDB Ekonomi Kreatif mencapai 7-7,5 persen dan peningkatan devisa negara mencapai 6,5-8 persen hingga 2019.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement