Jumat 18 Nov 2016 05:43 WIB

Petani Bawang di Lombok Timur Keluhkan Harga Bibit

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Damanhuri Zuhri
Bawang merah
Foto: Republika/ Wihdan
Bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Tingginya harga bibit umbi dan obat-obatan dikeluhkan para petani di Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat.

Seorang petani di Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Usman mengatakan, budidaya para petani bawang merah kerap mengalami hambatan lantaran tingginya kedua hal tersebut.

"Bibit bentuk umbi sangat mahal, sampai harganya bisa Rp 4,5 juta per kuintal," katanya dalam Festival Bawang Merah 2016 di Labuan Haji, Lombok Timur, Kamis (17/11) kemarin.

Pria yang sudah 19 menjadi petani itu menyembutkan, untuk menghasilkan produksi yang baik dipengaruhi oleh kualitas bibit itu sendiri. "Semakin bagus bibit yang ditanam, semakin besar peluang berhasilnya. 50 persen tingkat keberhasilan petani bawang ini ditentukan kualitas bibitnya," ungkapnya.

Oleh karenanya, ia mendukung langkah produsen benih sayuran hibrida tropis ‘Cap Panah Merah’ PT East West Seed Indonesia (Ewindo) yang membuat terobosan baru dengan mengenalkan benih bawang merah varietas sanren F1.

Direktur Ewindo Afrizal Gindow mengatakan, bawang merah sanren F1 memiliki keunggulan mampu berproduksi dengan baik ketika ditanam pada musim kering maupun hujan.

Ewindo telah melakukan uji coba selama 10 tahun sebelum akhirnya merealisasikannya untuk pertama kalinya di Lombok Timur.

Dia menerangkan, penemuan varietas ini merupakan solusi terhadap persoalan yang dihadapi petani bawang merah di Indonesia.

Menurutnya, bibit bawang merah yang ada selama ini sulit untuk dibudidayakan pada musim hujan dengan curah hujan tinggi. Umumnya pada musim tersebut tanaman bawang akan mudah busuk dan rusak akibat serangan penyakit.

Kata Usman, kehadiran bibit bawang merah dalam bentuk biji setidaknya bisa menjadi solusi bagi para petani. Dia mengharapkan, adanya terobosan ini membuat harga bawang lebih stabil ke depannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement