Selasa 15 Nov 2016 20:09 WIB

Surplus Perdagangan Indonesia Masih Bisa Berlanjut

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Citra Listya Rini
Neraca perdagangan Indonesia mulai pulih meski ekspor dan impor masih negatif per Oktober 2016.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Neraca perdagangan Indonesia mulai pulih meski ekspor dan impor masih negatif per Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengamat ekonomi memproyeksikan surplus perdagangan yang terjadi pada Oktober lalu masih bisa berlanjut hingga akhir tahun 2016 ini. Perbaikan kinerja ekspor impor sejalan dengan membaiknya harga komoditas, terutama Crude Palm Oil atau CPO.

Peneliti INDEF Eko Listianto memperkirakan, meski ada perbaikan kinerja, namun total nilai ekspor sampai akhir tahun diperkirakan akan lebih rendah dari capaian 2015 lalu.

Selain itu, Eko juga mengingatkan pemerintah bahwa secara umum adanya perbaikan kinerja ekspor-impor ini belum banyak berperan bagi pencapaian target pertumbuhan ekonomi. Ia beralasan, peningkatan ekspor hampir selalu diikuti dengan peningkatan impor.

Di sisi lain, minimnya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi ini sebagai akibat dari besarnya import content dalam produk-produk ekspor Indonesia.

Terkait hasil Pemilu AS dan dampaknya ke ekspor ke depan, Eko menilai hal ini memang menjadi tantangan bagi pemerintahan baik Indonesia atau negera lain di dunia. Kebijakan Trump yang rencananya akan lebih protektif kemungkinan besar, ia nilai dapat menganggu kinerja ekspor Indonesia ke AS.  

"Hal ini karena produk utama yang diekspor Indonesia ke AS saat ini akan semakin dipaksa bersaing dengan produk yang sama dari negara lain agar bisa masuk pasar AS," kata Eko di Jakarta, Selasa (15/11).

Hal yang sama juga disampaikan oleh pengamat ekonomi di Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih. Lana menilai, surplus kali ini memang bisa berlanjut sampai akhir tahun. Ia beralasan, perbaikan kinerja perdagangan ini didukung oleh masih tertahannya kinerja impor dibanding ekspor yang tetap positif.

"Nah impornya ini tertekan karena kegiatan ekonomi kita ga terlalu agresif ya. Mungkin surplus berkurang ya tetapi saya kira masih bisa bertahan hingga akhir tahun," kata Lana.

Neraca perdagangan Oktober 2016 mengalami surplus sebesar 1,2 miliar dolar AS yang disumbang oleh surplus nonmigas sebesar 1,7 miliar dolar AS dan defisit di sektor migas sebesar 503,2 juta dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, secara makro kondisi ekspor impor sepanjang Oktober ini masih menunjukkan adanya tren perbaikan yang sudah mulai terjadi sejak Agustus 2016 ini.

Tercatat sejak Agustus lalu kinerja ekspor impor Indonesia mulai tumbuh positif secara tahun ke tahun, meski secara kumulatif masih menunjukkan kinerja negatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement