Selasa 15 Nov 2016 13:50 WIB

Perbankan Diminta Peduli Terhadap Industri Ekonomi Kreatif

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung memperhatikan salah satu produk kreatif yang dipamerkan dalam pameran ekonomi kreatif Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jakarta, beberapa waktu lalu..
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memperhatikan salah satu produk kreatif yang dipamerkan dalam pameran ekonomi kreatif Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jakarta, beberapa waktu lalu..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan diminta lebih memperhatikan industri ekonomi kreatif dari segi pembiayaan. Sektor industri ini dinilai masih belum mendapatkan dukungan kemudahan akses pembiayaan dari perbankan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dadang Industri (Kadin) Bidang Perbankan, Sigit Pramono mengatakan, saat ini memang perbankan belum mengenal sektor ekonomi kreatif. Hal ini yang menyebabkan perbankan enggan memberikan kredit karena khawatir akan menyebabkan kredit macet.

"Memang perbankan belum mengenal sektor ekonomi kreatif ini. Prinsip kredit ini adalah jika tidak mengenal sektor tersebut jangan dibiayai. Nah itu permasalahannya," ujar Sigit Pramono dalam simposium Membangun Komitmen Perbankan Bagi Ekonomi Kreatif di Jakarta, Selasa (15/11).

Menurut Sigit, harus ada langkah-langkah ke depan untuk membangun sektor ini bersama-sama. Harus ada komitmen dari pemerintah untik mendukung sektor secara lebih jelas. Apalagi saat ini perbankan 'masih belum terbuka' untuk pemberian kredit ke sektor ini.

Sigit menilai, penyaluran kredit ke sektor manapun memiliki risiko, termasuk ekonomi kreatif. Untuk itu, sektor ekonomi kreatif harus mendapat bimbingan dari segi pembayaran kredit, karena sifat pemilik bisnis yang biasanya masih pemula.

"Saatnya perbankan itu bisa membiayai sektor ekonomi kreatif, jangan hanya kepada industri-industri besar saja. Perbankan harus memahami betul potensi dari sektor ekonomi kreatif ini,"tuturnya.

Dengan makin mengenal sektor ini diharapkan bank untuk membiayai sektor ekonomi kreatif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk sektor ekonomi unggulan ini, misalnya ketepatan cicilan. Sedangkan prospek ekonomi tidak harus dipertanyakan lagi.

Apalagi saat ini skema kredit dinilai sudah sangat menjangkau untuk sektor ekonomi kreatif, sehingga tidak perlu ada skema khusus. Ia pun meyakini banyak yang membutuhkan pembiayaan yang besar seperti di pembutan film.

"Bank ini sebenarnya kalau segmennya bagus itu sudah pasti masuk. Tapi kita membutuhkan komitmen yang begitu besar, bank harus meyakini bahwa di sektor ini risikonya rendah, karena sangat prospektif," katanya.

Dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan dukungan dari pemerintah, Sigit meyakini sektor ekonomi kreatif akan menjadi sektor unggulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement