REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebutkan akan terus mengawasi perkembangan di pasar pasca-terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Terlebih, sejak kemarin rupiah tercatat melemah.
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS mendorong ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga the Fed (Fed Fund Rate). Pasar pun beralih fokus menjadi ke kebijakan-kebijakan ekonomi potensial Trump dan mendorong menguatnya dolar AS.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah sedang mengidentifikasi apakah ada faktor-faktor di luar masalah fundamental yang berujung ke efek psikologis. Ia menilai, penguatan dolar AS yang berujung pada sebagian besar mata uang kuat dunia bisa saja berasal dari rumor atau spekulasi pasar atas kebijakan yang akan dikeluarkan Trump ke depan.
"Katakanlah kalau ada rumor perubahan kebijakan atau ada spekulasi. Kita akan melihat itu dan apakah ini merupakan suatu yang dibuat atau karena semuanya secara bersama sama merasa khawatir terhadap perkembangan yang terjadi." ujar Sri di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (11/11).
Sri menilai, satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah kondisi bahwa AS merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar sehingga dinamika politik yang ada pun bisa memengaruhi kondisi ekonomi global. Pemerintah, lanjut Sri, akan meyakinkan pasar bahw fondasi ekonomi nasional berada dalam kondisi yang baik.
Ia menambahkan, fluktuasi rupiah bisa dilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Bila dilihat dari sisi permintaan, lanjutnya, kebutuhan rupiah untuk membiayai impor dan pemenuhan pelunasan utang tidak perlu ada kekhawatiran.
"Karena permintaan itu bisa dipenuhi dengan suplai yang ada sehingga tidak perlu ada yang disebut overshoot. Kalau dia sifatnya spekulasi ya kita akan lihat siapa yang mainkan spekulasi," ujar dia.
Diberitakan pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (11/11) dibuka melemah 256 poin atau sebesar dua persen di level Rp 13.394 per dolar AS dari penutupan hari sebelumnya di level Rp 13.138 per dolar AS.
Rupiah sempat melemah tajam di level Rp 13.818 per dolar AS pada pukul 9.07 WIB. Namun, laju rupiah perlahan kembali menguat hingga Rp 13.448 per dolar AS, berdasarkan data Bloomberg.