Rabu 09 Nov 2016 14:44 WIB

2017, Aset Perbankan Syariah Indonesia Bertambah Rp 40 Triliun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan syariah.
Foto: dok. Republika
Perbankan syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Karim Consulting Adiwarman Karim mengatakan, pada 2017 diproyeksikan perbankan syariah akan mendapatkan tambahan aset sebesar Rp 33 triliun hingga Rp 40 triliun. Tambahan aset tersebut berasal dari beberapa perubahan yang diproyeksikan akan terjadi pada 2017 mendatang.

Perubahan tersebut antara lain, selesainya konsolidasi bank umum syariah (BUS) terbesar sehingga ada tambahan aser sebanyak Rp 4 triliun. Adiwarman menjelaskan, BUS yang dimaksud adalah Bank Syariah Mandiri (BSM), yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan aset cukup signifikan yakni dari Rp 75 triliun pada Desember 2016 menjadi Rp 79 triliun pada Desember 2017.

Selain itu, adanya konversi dari bank umum konvensional (BUK) ke BUS. Adiwarman menambahkan, setelah Bank Aceh melakukan konversi pada Agustus 2016 lalu, Bank NTB diproyeksikan akan membuat rencana konversi yang diharapkan akan rampung pada akhir 2017.

"Apabila proyeksi ini berhasil maka Bank NTB akan menyumbangkan tambahan aset bagi perbankan syariah di Indonesia hingga Rp 8 triliun," ujar Adiwarman di Jakarta, Rabu (9/11).

Ekspansi mikro juga menjadi salah satu penyumbang pada penambahan aset perbankan syariah pada 2017 mendatang. Ekspansi mikro yang dimaksud yakni merupakan penjumlahan dari ekspansi 5 BUS di line of business (LOB) mikro. Pada 2017 diproyeksikan jumlah aset yang disumbangkan oleh BUS dan UUS yang melakukan ekspansi mikro untuk perbankan syariah berjumlah hingga Rp 4 triliun.

"Lima BUS tersebut menurut perkiran kami adalah BTPN Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Muamalat," kata Adiwarman.

Adiwarman menjelaskan, ekspansi properti, K2, K4 merupakan penjumlahan dari ekspansi 7 BUS dan 5 unit usaha syariah (UUS) di LOB properti. Pada 2017, diproyeksikan jumlah aset yang disumbangkan oleh BUS dan UUS yang melakukan ekspansi properti untuk perbankan syariah mencapai Rp 8 triliun-Rp 12 triliun. Sedangkan, jumlah aset yang disumbangkan oleh BUS dan UUS yang melakukan ekspansi multiguna untuk perbankan syariah diprediksi mencapai Rp 5 triliun-Rp 7 triliun. Ekspansi porperti ini merupakan penjumlahan dari ekspansi 6 BUS dan 20 UUS.

Sementara itu, jumlah aset yang disumbangkan oleh BUS dan UUS yang melakukan ekspansi UMKM untuk perbankan syariah diprediksi mencapai Rp 4 triliun-Rp 5 triliun. Ekspansi UMKM ini merupakan penjumlahan ekspansi dari 10 BUS dan 12 UUS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement