REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang mengatakan perluasan kebijakan satu harga bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya menyasar Maluku dan Maluku Utara. Sebelumnya Pertamina menjadikan Papua sebagai pilot project penyetaraan harga Premium dan solar bersubsidi.
"Masih banyak, ada 20 wilayah, dari Jawa saja baru mulai minggu lalu di Karimun Jawa, sebentar lagi pulau Enggano di selatan Bengkulu," kata Bambang di Jakarta, Selasa (8/11).
Ia melanjutkan, Pertamina memiliki pekerjaan rumah menjadikan kebijakan satu harga BBM bisa diterapkan hingga daerah terpencil. Daerah-daerah tersebut, antara lain Kepulauan Riau, Kepulauan Maluku, Pulau Halmahera, Pulau Banda. "Targetnya 2017," ujar Bambang.
Dalam proses distribusi, jelas Bambang, Pertamina mencari cara yang paling efisien, yakni menjadikan laut dan darat sebagai alternatif awal. "Pesawat pilihan terakhir," katanya.
Ia mencontohkan saat penyaluran BBM jenis Premium dan solar di Krayan, dan Long Apung, Kalimantan Utara. Lantaran dekat dengan perbatasan Malaysia, Pertamina bekerja sama dengan anak perusahaan Petronas.
"Kita bisa saling impor, sudah dapat ijin dari pemeritah masing-masing. Krayan ambil dari Serawak, Cost jauh lebih murah, kita alihkan pesawat ke wilayah Timur," tutur Bambang.