REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KIEN) mengatakan, pemanfaatan biomassa dari minyak kelapa sawit dan kompos sebagai pelengkap penggunaan energi industri pulp dan kertas nasional, bisa menghemat Rp 13,23 triliun. "Pemanfaatan biaya energi dari pemanfaatan biomassa tersebut sangat besar, yaitu Rp 13,23 triliun pada tahun 2020 dan Rp 14,97 triliun pada 2025," ujar Anggota KEIN Hendri Saparini saat dihubungi dari Yogyakarta, Selasa (8/11).
Sapartini mengatakan, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam sektor industri, terutama manufaktur, bisa mengurangi biaya produksi atau menghemat biaya energi perusahaan. Hal itu, katanya, sudah dirasakan oleh industri pulp dan kertas nasional, bahwa penggunaan biomassa dari minyak kepala sawit, black liquor, bark atau kulit pohon, serbuk kayu dan kompos, bisa menghemat biaya penggunaan energi industri pulp dan kertas nasional sekitar 10-20 persen.
Menurut dia, penghematan itu bisa diraup dengan asumsi ada efisiensi penggunaan bahan bakar energi dengan menggunakan biomassa dan dibarengi dengan akselerasi. "Antara lain, penambahan hutan tanaman industri (HTI) pada 2012-2018, dan tingkat utilisasi pulp 90 persen per tahun dan kertas 90 persen per tahun," kata dia.
Dikatakan Sapartini, penghematan biaya energi sebesar 10-20 persen jelas bukan angka yang kecil. Dengan menghemat penggunaan energi, kata dia, produk-produk yang dihasilkan industri kertas dan pulp nasional bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari negara lain, khususnya ASEAN.