Rabu 26 Oct 2016 16:59 WIB

BRI Terbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I Rp 7 Triliun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nur Aini
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia melakukan Penerbitan Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan BRI Tahap I Tahun 2016 senilai Rp 7 triliun. Ini merupakan rangkaian dari Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI dengan total nilai emisi sebesar Rp 20 triliun. Dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi ini akan dipakai untuk ekspansi kredit.

Obligasi ini diterbitkan dalam lima seri, yaitu Seri A dengan tenor 370 hari, Seri B dengan tenor tiga tahun, Seri C dengan tenor lima tahun, Seri D dengan tenor tujuh tahun, dan Seri E dengan tenor 10 tahun. Indikasi bunga Seri A sebesar 6,5-7,25 persen, Seri B sebesar 7,25-8 persen, Seri C 7,5-8,25 persen, Seri D 8-8,75 persen, dan Seri E 8,15-8,9 persen.

"Dana obligasi akan dipakai untuk ekspansi bisnis ke seluruh portofolio," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (26/10).

Saat ini, portofolio BRI didominasi oleh kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yaitu 75 persen. Sehingga, kemungkinan sebagian besar dana hasil penerbitan obligasi ini disalurkan ke sektor tersebut. Obligasi ini mendapat peringkat AAA dari lembaga pemeringkat Pefindo. Penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Bahana Securities, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Indo Premier Securities.

Haru menyatakan, penerbitan surat berharga ini diharapkan menjadi pilihan investor dalam menginvestasikan dananya. Obligasi ini dinilainya layak untuk dipertimbangkan mengingat tren suku bunga yang saat ini cenderung mengalami penurunan.

Terkait sisa nilai emisi, Haru mengatakan, penerbitan akan dilakukan pada tahun depan. Jumlah yang akan diterbitkan nantinya bergantung kebutuhan perseroan."Kami sudah mendapat izin penerbitan sampai tiga tahun, kemungkinan akan tiga kali (penerbitan)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement