REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- World Economic Forum (WEF) mencatat kesenjangan ekonomi yang terjadi pada perempuan masih lebih besar sejak kesetaraan gender mulai digaungkan pada pertemuan WEF pertama sebelas tahun lalu. WEF mencatat, pendapatan dan kesempatan bekerja bagi perempuan 59 persen dibawah laki laki. Gap tersebut terjadi sejak krisis ekonomi tahun 2008.
Dilansir dari the Guardian, Rabu (26/10), pada pertemuan WEF di Davos, Swiss mencatat bahwa disparitas ekonomi antara perempuan dan laki laki dilihat dari kesempatan bekerja, lama bekerja dan gaji. Sayangnya, diseluruh belahan dunia, kondisi perempuan dalam perekonomian masih disepelekan.
Salah satu peneliti, Saadia Zahidi mengatakan kesenjangan ekonomi terlihat dari perempuan masih mendapatkan upah setengah dari laki laki. Selain itu, Zahidi mengatakan bahkan perempuan bekerja lebih lama 50 menit dari laki laki. Belum lagi terkait kesempatan promosi jabatan yang jauh lebih terbuka untuk laki laki dibandingkan perempuan.
"Perempuan masih ditempatkan disektor yang tidak strategis. Banyak perusahaan yang masih mengutamakan jabatan sales dan administrasi pada perempuan," ujar Zahidi, Rabu (26/10).
Zahidi mengatakan para pemimpin dunia harus meningkatkan sensitifitasnya pada perempuan. Zahidi menilai masih banyak peraturan dan kebijakan di negara negara berkembang yang tidak sensitif terhadap perempuan dan tidak berkeadilan gender.