REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN pada kuartal III 2016 membukukan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun atau tumbuh 32,6 persen secara tahunan. Sedangkan aset perseroan tumbuh 16,8 persen atau senilai Rp 197,3 triliun.
Pertumbuhan laba ini berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih dan perolehan pendapatan berbasis komisi (fee based income) perseroan. Direktur Keuangan BTN, Iman Nugroho Soeko mengatakan, fee based income perseroan tumbuh sebesar 13,51 persen dari Rp 786 miliar menjadi Rp 892 miliar.
"Pertumbuhan ini terbesar dari aktivitas trading treasury sebesar Rp 171 miliar, dengan tingkat suku bunga turun/yield turun harga naik. Kemudian, yang digenjot adalah administrasi dari produk dana dan kredit. Sedangkan pendapatan layanan 447 miliar," jelas Iman saat paparan kinerja Kuartal III di Menara BTN, Senin (24/10).
Sementara itu, perseroan membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 18,5 persen atau sebesar Rp 147,5 triliun. Pertumbuhan DPK tertinggi berasal dari produk Giro.
Untuk pendapatan bunga (interest income), BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,8 persen atau senilai Rp 11,4 trilliun. Sedangkan margin bunga bersih atau Net Interest income tercatat sebesar Rp 5,5 triliun atau meningkat 12,9 persen.
Direktur Utama BTN Maryono menambahkan, penghimpunan dana Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga meningkat 27,7 persen dari Rp 10,5 triliun menjadi Rp 13,4 triliun.
"UUS BTN sampai dengan 30 September 2016 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 13 triliun, tumbuh 24,1 persen dari tahun sebelumnya Rp 10,5 triliun. Berdasarkan kinerja tersebut UUS BTN mencatatkan keuntungan sebesar Rp 230 miliar atau tumbuh 17,4 persen," kata Maryono.
Sedangkan dari sisi aset, UUS perseroan per September 2016 membukukan aset sebesar Rp 16,3 triliun atau tumbuh 23,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,2 triliun.