REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Meningkatnya jumlah penduduk usia kerja di Bali tidak dapat sepenuhnya diserap. Hal ini disebabkan pertumbuhan lapangan kerja yang tersedia tak berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia kerja.
"Kondisi itu tercermin dari meningkatnya angka pengangguran di Bali pada awal tahun 2016," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana Ahad (23/10).
Dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional Bali menyebutkan, jumlah angkatan kerja yang menganggur pada Februari 2016 tercatat 50.400 jiwa, atau meningkat sebesar 6,76 persen dibanding Agustus 2015. Peningkatan jumlah angkatan yang lebih besar daripada peningkatan jumlah lapangan kerja berdampak pada meningkatnya angka pengangguran terbuka pada Februari 2016.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali pada Februari 2016 tercatat sebesar 2,12 persen, lebih tinggi dari TPT Agustus 2015 yang sebesar 1,99 persen dan TPT Februari 2015 yang sebesar 1,37 persen. Meskipun mengalami peningkatan, namun TPT Bali tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan TPT Nasional yang sebesar 5,50 persen pada Februari 2016.
Causa Iman Karana menyebutkan kondisi itu muncul akibat, pasokan tenaga kerja Provinsi Bali mengalami peningkatan, terlihat dari jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2016 yang mengalami peningkatan baik secara tahunan maupun dibanding Agustus 2015. Pada Februari 2016 misalnya jumlah penduduk usia kerja di Bali tercatat sebesar 3,16 juta orang, atau meningkat 1,50 persen dibanding Februari 2015 dan meningkat 0,74 persen dibanding Agustus 2015.
Peningkatan jumlah penduduk usia produktif tersebut menjadi indikasi peningkatan potensi tenaga kerja di Bali. Seiring dengan peningkatan usia kerja, jumlah angkatan kerja pada Februari 2016 tercatat meningkat dibandingkan Agustus 2015.
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2016 tercatat sebanyak 2,38 juta jiwa atau meningkat 0,44 persen dibanding Agustus 2015, sementara angkatan kerja yang bekerja juga mengalami peningkatan sebesar 0,31 persen dibanding Agustus 2015.
Menyinggung masalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menunjukkan penurunan, hal itu tercermin besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi, mengalami penurunan disbanding Agustus 2015.
TPAK pada Februari 2016 tercatat sebesar 75,28 persen, lebih rendah dibanding Agustus 2015 yang sebesar 75,51 persen, namun angka itu masih jauh lebih tinggi dari nasional yang hanya 68,06 persen.