REPUBLIKA.CO.ID, IRAN -- Iran melakukan negoisasi dengan 16 perusahaan bidang energi untuk membantu mengoperasikan 50 proyek gas dan minyak di seluruh wilayah negara tersebut. Proyek ini dibuat untuk meningkatkan kapasitas produksi saat pasar internasional sedang gamang atas kebutuhan gas.
Beberapa proyek bahkan dibanderol dengan harga 40 dolar AS per barel. Salah satu sumber minyak dan gas di selatan Azadegan menjadi salah satu proyek yang sudah disepakati antara pemerintah Iran dengan Gholam Reza Manouchehri sebesar 10 miliar dolar AS untuk memproduksi sekitar 600 ribu barel per hari.
"Kami memiliki banyak perusahaan. Mungkin proyek ini akan mulai jalan awal tahun depan," ujar Manouchehri seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (20/10).
Iran berusaha meningkatan produksi minyak dan gas dengan membuka keran investasi dan kerja sama proyek. Iran setidaknya membutuhkan sekitar 200 miliar dolar AS selama empat tahun ke depan untuk menyokong investasi energi.
IMF menyatakan pada Rabu (19/10) kondisi ekonomi Iran membaik dan mengalami pertumbuhan sekitar 4,5 persen pada tahun ini. Iran berencana memproduksi sekitar 4 juta barel minyak mentah per hari untuk kembali mendapat pasarnya.
"Kami saat ini sudah memproduksi sekitar 3,63 juta barel per hari. Kami mau mengembalikan kepercayaan pasar atas produksi kami dan kami akan meningkatkan produksi secara besar besaran," ujar Menteri Energi Iran, Namdar Zanganeh.
Dibukanya keran investasi dan proyek bersama oleh Iran sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan produksi. Apalagi setelah Iran sudah selesai dari paceklik ekonomi karena menghentikan investasi minyak dan gas. Pelonggaran sanksi oleh OPEC pada Januari kemarin membuat Iran kembali akan menjadi salah satu pengekspor minyak.
Data menunjukkan, pada Juli kemarin Iran mengekspor setidaknya 2 juta barel per hari, jumlah ini lebih banyak dibandingkan pada tahun lalu yang hanya 1,4 juta barel per hari. Data sementara harga minyak mentah Brent pada Rabu (19/10) sekitar 52 dolar per barel.